Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Presiden Brasil dari Sayap Kiri Dibebaskan dari Penjara

Kompas.com - 09/11/2019, 16:24 WIB
Nibras Nada Nailufar

Editor

Sumber BBC

CURTIBA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dibebaskan dari penjara, Jumat (8/11/2019). Presiden dari sayap kiri itu menghirup udara bebas setelah mendekam selama 18 bulan.

Dikutip dari BBC, keluarnya Lula disambut dengan meriah oleh pendukungnya. Presiden Brasil dari 2003 hingga 2010 itu mengepalkan tinju ke udara sebagai tanda kemenangan.

"Saya tidak menyangka hari ini bisa bicara dengan para pria dan wanita yang selama 580 hari meneriakkan selamat pagi, selamat sore, atau selamat malam, tak peduli apakah sedang hujan atau panas 40 derajat (celsius)," kata Lula kepada kerumunan massa, Jumat.

Lula ditahan 18 bulan lalu atas tuduhan korupsi. Ia dituduh menerima apartemen di pinggir pantai dari perusahaan teknik.

Baca juga: Hadiri Sidang Umum PBB, Presiden Brasil: Media Berbohong soal Kebakaran Amazon

Lula divonis lebih dari 12 tahun penjara, kemudian dikurangi jadi 8 tahun 10 bulan.

Namun hakim memerintahkan Lula dibebaskan setelah Mahkamah Agung memutuskan terdakwa hanya bisa dipenjara jika sudah tak punya opsi banding.

Lula adalah satu dari ribuan terpidana yang diuntungkan dengan aturan ini.

Setelah keluar dari penjara, Lula berjanji akan membuktikan dirinya tidak bersalah. Kendati demikian, Lula siap menghadapi proses hukum yang menurutnya "busuk". Ia berpendapat hukum berupaya mengkriminalisasi orang kiri.

Baca juga: Mantan Presiden Brasil: Negara Ini Dipimpin Segerombolan Orang Gila

Pada pemilihan presiden 2018 lalu, Lula sebenarnya unggul. Namun ia dijebloskan ke penjara setelah terlibat skandal korupsi dan pencucian uang.

Pemilu akhirnya dimenangkan oleh lawannya Jair Bolsonaro dari sayap kanan. Kendati tak bisa mencalonkan diri lagi, Lula berjanji akan terus berjuang untuk rakyat miskin Brasil.

"Rakyat makin lapar, mereka tak punya pekerjaan, mereka bekerja di Uber atau mengirim pizza dengan sepeda," kata Lula yang mengkritik minimnya lapangan pekerjaan dan gig economy.

Baca juga: Gig Economy, Bom Waktu yang Sedang Berdetak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com