Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai Sindiran, Trump Dikirimi Potongan Tembok Berlin

Kompas.com - 09/11/2019, 14:44 WIB
Nibras Nada Nailufar

Editor

Sumber Quartz

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang dikerjai sekelompok warga Jerman.

Dalam rangka peringatan 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin, Trump dikirimi sisa potongan tembok seberat 2,7 ton.

Dikutip dari Quartz, "hadiah" ini dikirim sebagai sindiran untuk Trump yang terobsesi membangun tembok perbatasan AS-Meksiko.

Tembok perbatasan itu adalah bagian dari kebijakan "Anti-Imigran" Trump.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tembok Berlin Dirobohkan Massa

"Kami ingin memberikan Anda potongan terakhir Tembok Berlin yang gagal, untuk memperingati dedikasi Amerika Serikat membangun dunia tanpa pembatas," demikian bunyi surat yang ditulis di potongan tembok.

"Jerman telah bersatu kembali, dan di Berlin, hanya ada beberapa potongan yang tersisa untuk mengingatkan kita bahwa tak ada tembok yang bertahan selamanya," lanjut surat itu.

Aksi ini diinisiasi Die Offene Gessellschaft, organisasi nirlaba di Berlin yang pro-demokrasi. Mereka mendapatkan tembok ini dari seorang penjual di Berlin yang masih menyimpan sedikit sisa Tembok Berlin.

 

Tembok ini kemudian dikirim ke New York dan Die Offene Gessellschaft sendiri yang mengantarkannya lewat jalur darat ke Washington.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misi Pengiriman Makanan dan Sebab Berdirinya Tembok Berlin

Mereka mengaku sudah mengabarkan White House atau Gedung Putih perihal pengiriman hadiah ini. Namun, mereka belum mendapat balasan apakah hadiah ini akan diterima atau tidak.

Rencananya, hadiah ini akan diserahkan langsung pada 9 November malam, tepat saat puncak peringatan 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin.

"Jika Presiden menerima surat, itu miliknya. Tapi hadiah yang diberikan kepada presiden yang menjabat akan menjadi milik negara dan bukan orang yang menjabat. Ini akan jadi milik warga," kata Managing Director Die Offene Gessellschaft Philip Husemann kepada Quartz.

"Jadi kami harap surat ini akan berakhir di tempat umum di mana semua warga bisa membacanya. Lagu pula, pesan utamanya adalah 'terima kasih' dari warga Berlin untuk Amerika Serikat dan rakyatnya," kata Husemann.

Baca juga: Presiden Trump Segera Tandatangani Kebijakan Anti-imigran Baru

Tembok Berlin dan Amerika Serikat

Pada hari ini, tepat tiga dekade lalu, tembok yang menjadi simbol pemisah warga Jerman Barat dan Jerman Timur dirobohkan oleh massa.

Tembok Berlin didirikan pada 1961 ketika perang ideologi berkecamuk di Jerman. Jerman Timur di bawah pengaruh sosialisme Uni Soviet membangun tembok ini karena banyak warganya khususnya yang muda, lari ke Jerman Barat.

Saat itu, Jerman Barat yang mengadopsi demokrasi dan kapitalisme barat. Sebanyak 5.000 orang gagal menembus blokade tembok. Selain itu, sebanyak 191 orang meninggal dunia dalam usaha untuk melintasi tembok pembatas tersebut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presiden Ronald Reagan Tantang Soviet Hancurkan Tembok Berlin

Amerika Serikat sendiri mengutuk tembok yang fasis ini. Presiden JF Kennedy pada 1963 mengunjungi Tembok Berlin dan menyampaikan pidato "Ich bin ein Berliner" atau "Saya adalah orang Berlin".

Selain Kennedy, Presiden Ronald Reagan juga mendukung hancurnya tembok ini dan menyebut Uni Soviet "An Evil Empire" atau kerajaan jahat.

Proses reunifikasi atau bergabungnya Jerman Barat dan Timur terjadi pada tanggal 3 Oktober 1990 atau hampir setahun setelah runtuhnya tembok pemisah tersebut.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Quartz


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com