Ketua DPR AS dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, menyebut pemerintahan Trump membuat keputusan "mengerikan" yang menjual masa depan anak-anak.
Sementara mantan Wakil Presiden AS periode 1993-2001, Al Gore, mengecam mereka yang "hendak menjual Bumi demi ketamakan".
"Ini menjadi sejarah terkelam dalam diplomasi AS, dan menghancurkan upaya global," terang ketua kampanye perubahan iklim 350.org, Bill McKibben.
Baca juga: Perubahan Iklim, Indonesia Harus Percepat Realisasi Energi Baru Terbarukan
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sempat menekankan bahwa kesepakatan tersebut hanyalah memberikan "beban ekonomi" kepada AS.
Karena itu dalam keterangan resminya, Pompeo menyatakan bahwa Washington akan menggunakan model realistis dan pragmatis, menggunakan sumber daya energi yang bersih dan efisien.
Trump sempat menjanjikan bakal menjadikan AS negara adidaya di energi, dan berusaha menghapus UU soal polusi demi menekan biaya produksi bahan bakar, minyak, hingga batu bara.
Ketika mengumumkan keputusannya untuk mundur tahun lalu, Trump berkata dia akan berusaha menegosiasikan perjanjian demi kepentingan AS.
Namun dalam laporan yang berkembang, Gedung Putih tidak berniat bernegosiasi, dan menunggu hingga diizinkan untuk memulai proses keluar.
Adapun AS dilaporkan menyumbang hingga 15 persen emisi karbon dunia.
Baca juga: Perubahan Iklim Kurangi Kemampuan Tanah untuk Serap Air
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.