WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menuntut sosok "pelapor" yang membuat dirinya hendak dimakzulkan segera diungkap, seraya menyebut prosesnya "sampah".
Permintaannya muncul setelah Republik berusaha mengungkap si "whistleblower", dan menyerang kredibilitasnya setelah DPR AS melakukan penyelidikan.
DPR yang dikuasai Demokrat membuka investigasi setelah Trump dituduh meminta Presiden Ukraina guna menyelidiki rival politiknya, Joe Biden.
Baca juga: Akhirnya, Joe Biden Dukung Pemakzulan Presiden Donald Trump
Hanya disebut sebagai mantan pejabat intelijen Gedung Putih, si pelapor adalah yang mengungkapkan bagaimana Trump berupaya menekan Ukraina.
Baik di Twitter maupun kepada awak media, presiden 73 tahun itu mendesak supaya identitas whistleblower yang membuat dia akan dimakzulkan disebarkan.
"Dia adalah sosok anti-Trump yang begitu besar," katanya kepada awak media di Gedung Putih seperti dikutip AFP Minggu (3/11/2019).
Dia juga menghukum pejabat yang menentang Gedung Putih dengan bersaksi terkait skandal Ukraina, dengan menyebut mereka "bukan pendukung Trump".
"Jadi, seperti kalian tahu, ini sampah. Seluruh proses pemakzulan ini sampah. Si pelapor sangat salah hingga membuat Yang Mulia turun tangan. Ungkap identitasnya dan akhiri Pemakzulan Hoax!" tegasnya.
Serangan tanpa henti Trump kepada si pelapor terjadi setelah hasil jajak pendapat menunjukkan dia mulai rapuh, dengan penyelidikan DPR AS meraih momentum.
Survei dari NBC/Wall Street Journal menunjukkan sebanyak 49 persen publik AS percaya dia harus dimakzulkan, dengan 53 persen menerimanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.