Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentaranya Dicitrakan Brutal dan Sadis, Video Game AS "Call of Duty" Diprotes Rusia

Kompas.com - 31/10/2019, 09:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Versi terbaru video game AS Call of Duty dilaporkan menuai protes dan kemarahan di Rusia karena tentara mereka dicitrakan brutal dan sadis.

Sejak dirilis pada akhir pekan lalu, baik media pemerintah maupun gamer setempat menyatakan Call of Duty: Modern Warfare itu dianggap "anti-Rusia".

"Mereka menunjukkan pasukan kami seperti sampah," ujar pemain video game profesional, Ilya Maddyson, dalam kicauannya di Twitter.

Baca juga: Update PUBG Mobile Dapat Mode Mirip Call of Duty Mobile

"Anda harus jadi monster sepenuhnya untuk memainkan game kriminal yang terang-terangan menyebut tentara kami adalah teroris," kritiknya.

Sementara penyiar di Channel One mengeluhkan bagaimana Call of Duty mencitrakan militer Rusia "sadis" yang senang "mengebom, membakar, dan membunuh orang tak bersalah".

Dilansir AFP Rabu (30/10/2019), dipublikasikan oleh perusahaan AS Activision Blizzard, Call of Duty adalah video game first person shooter.

Diceritakan bagaimana perempuan bernama Farah menyaksikan ayahnya dibunuh tentara Rusia dalam negara fiktif di Timur Tengah bernama Urzikistan.

Hendak membalas dendam, Farah kemudian memimpin pemberontakan, dan dikenal sebagai Komandan Karim, dan bekerja sama dengan militer AS untuk mencegah jenderal Rusia bernama Roman Barkov.

Adapun inti dari permainan itu adalah upaya prajurit Inggris, AS, dibantu milisi Urzikistan membunuh Barkov, dan mencegah kelompok ekstremis bernama Al-Qatala.

Game dengan karakter utama Farah dan Kapten Price itu mendapat kritikan dari gamer Negeri "Beruang Merah", seperti di Metacritic.

"Ini adalah propaganda melawan Rusia. Aku tidak akan pernah membeli produk ini lagi," terang seorang warganet bernama Kolyazinov.

Sony telah mempertimbangkan untuk tidak menjual permainan ini di Rusia, untuk konsol PlayStation 4. Namun game itu tersedia di PC dan XBox One.

Activision Blizzard telah menuai kontroversi awal Oktober ini ketika melarang seorang pemain Hong Kong berpartisipasi dalam turnamen eSport internasional.

Sebabnya, si gamer diketahui mendukung demonstrasi di salah satu pusat finansial dunia tersebut.

Baca juga: Call of Duty Mobile Libas PUBG dan Fortnite dalam Seminggu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com