DAMASKUS, KOMPAS.com - Sebanyak enam tentara Suriah dilaporkan tewas setelah terlibat baku tembak dengan pasukan Turki untuk kali pertama sejak Ankara menyerang Kurdi.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menyebut milisi Kurdi telah mundur dari perbatasan sesuai kesepakatan dengan Turki awal Oktober ini.
"Penarikan kelompok bersenjata dari teritori di mana koridor keamanan diciptakan telah terselesaikan," ujar Shoigu dilansir media Rusia.
Baca juga: 300 Polisi Militer Rusia Sampai di Suriah untuk Patroli Perbatasan
Militer Turki dan pemberontak Suriah yang disokongnya melancarkan serangan atas milisi Kurdi pada 9 Oktober dengan tujuan menciptakan "zona aman" sepanjang 30 km.
Unit Perlindungan Kurdi (YPG) telah sepakat untuk menjauh dari kawasan sepanjang 120 km. Namun baku tembak dilaporkan masih terus berlangsung.
Shoigu menyatakan, penjaga perbatasan Suriah dan polisi militer Rusia telah ditempatkan. Namun situasinya berubah rumit dengan konflik Turki serta Damaskus.
Observatorium untuk HAM Suriah menyatakan, enam tentara tewas dalam konflik senjata yang berlangsung di kota perbatasan kunci Ras al-Ain.
"Artileri Turki membunuh lima personel rezim di ujung desa Assadiya," terang Kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman, dilansir AFP Selasa (29/10/2019).
Selain itu lanjut Rahman, pemberontak Suriah dikabarkan mengeksekusi seorang tentara rezim yang sebelumnya telah mereka tangkap.
Kemudian pada Selasa, Observatorium melaporkan baku tembak antara militer pemerintah Suriah dengan milisi bentukan Turki masih terus terjadi.
Baca juga: Soal Suriah, AS Sebut Turki Sudah Salah Langkah
Ditinggalkan oleh Amerika Serikat yang memutuskan menarik diri dari utara Suriah, Kurdi meminta bantuan kepada Damaskus.
Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad merespons dengan mengerahkan pasukan ke utara, dan menempatkan mereka di sepanjang perbatasan.
Media pemerintah SANA memberitakan, serangan mortar Ankara di perbataan Derbasiyeh, sekitar 60 km dari ras al-Ain, melukai enam warga sipil.
Turki sebelumnya menyatakan, mereka tidak segan melanjutkan serangan jika masih ada milisi Kurdi setelah melakukan patroli gabungan bersama Moskwa.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan Kurdi sebagai tulang punggungnya menyatakan, mereka keberatan atas Perjanjian Sochi.
Sebabnya, kesepakatan antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Vladimir Putin tak melibatkan mereka, dan harus menyerahkan tanah utama mereka.
Baca juga: Trump Siap Kerahkan Militer Lawan Turki demi Melindungi Kurdi Suriah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.