Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Persembunyian Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Terungkap Gara-gara Ini

Kompas.com - 28/10/2019, 15:49 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi tewas dalam operasi militer yang dijalankan pasukan khusus yang dipimpin AS.

Kabar kematian sang pemimpin organisasi teroris paling dicari itu pun mengejutkan dunia karena Baghdadi yang dikenal licin dan sangat jarang muncul di hadapan publik.

Terakhir kali Baghdadi muncul pada April 2019 lalu melalui sebuah video rekaman, menjadi kemunculan pertamanya dalam lima tahun terakhir, sejak mendeklarasikan "kekhalifahan" di Irak pada 2014.

Namun Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan Minggu (27/10/2019) mengenai kabar tewasnya Baghdadi dalam operasi penyerbuan pada Sabtu (26/10/2019) malam.

Baca juga: Sebelum Tewas, Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Disebut Sudah Tunjuk Penerusnya

Lantas bagaimana keberadaan Baghdadi yang sangat dirahasiakan akhirnya bisa ditemukan? Dilansir The New York Post, terungkapnya lokasi persembunyian Baghdadi berawal dari penangkapan seorang istri dan kurir dari pemimpin ISIS itu pada musim panas.

Setelah ditangkap dan diinterogasi selama musim panas, keduanya dilaporkan mengunkapkan informasi yang memungkinkan pejabat intelijen AS, Iran, dan Kurdi untuk mempersempit lokasi keberadaan Baghdadi di Idlib, Suriah barat laut, demikian dilaporkan The New York Times, mengutip sumber-sumber Amerika.

Kondisi penangkapan, termasuk kapan dan di mana lokasi, serta tuduhan yang dijatuhkan kepada istri dan kurir Baghdadi itu tidak disebutkan dalam laporan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, operasi intelijen koalisi AS akhirnya berhasil melacak keberadaan Baghdadi hingga dilakukan operasi pengerebekan yang berujung pada tewasnya pemimpin AS itu pada Sabtu (26/10/2019) malam.

Diberitakan sebelumnya, Trump telah mengumumkan tewasnya Baghdadi melalui pernyataan yang disiarkan televisi, Minggu (27/10/2019).

Baca juga: Dihargai Rp 350 Miliar, Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Sempat Dikabarkan Tewas Beberapa Kali

Presiden berusia 73 tahun itu menuturkan, Baghdadi tewas setelah terkepung di ujung terowongan, dengan dia menangis dan berteriak sebelum meledakkan diri menggunakan rompi bom.

Trump menambahkan selain Baghdadi, tiga anaknya juga tewas dalam serangan pasukan khusus AS. Adapun media AS sempat memberitakan dua istri Baghdadi juga terbunuh.

Dia menjelaskan operasi itu ditempuh selama satu jam menggunakan helikopter yang diterbangkan dari sebuah pangkalan rahasia.

Trump mengatakan operasi untuk membunuh buronan paling dicari dunia itu bisa terlaksana berkat bantuan militer Rusia, Suriah, Turki, dan Irak.

Operasi itu disebut total membunuh sembilan orang, termasuk petinggi senior ISIS bernama Abu Yamaan, anak-anak, dan dua perempuan.

Baca juga: Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Tewas, Apa Reaksi Dunia?

Lama menjadi buruan oleh koalisi yang dipimpin AS, Baghdadi beberapa kali diberitakan tewas dalam beberapa tahun terakhir.

Baghdadi juga diketahui jarang tampil di depan publik. Pada April 2014, dia sempat tampil dalam sebuah video menyerukan pengikutnya "membalas dendam" atas kematian anggota ISIS.

Kemudian pada September lalu, ISIS merilis rekaman video yang diklaim berasal dari Baghdadi. Berisi pujian atas operasi yang mereka lakukan.

Rekaman itu juga menyerukan pembebasan anggota mereka yang ditahan oleh milisi Kurdi sekutu AS, Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com