BAGHDAD, KOMPAS.com - Sebanyak 42 orang tewas setelah demonstrasi menentang pemerintah kembali terjadi di Irak, demikian laporan dari lembaga pengawas dan sumber keamanan.
Kabar itu merupakan babak terbaru dalam aksi protes yang sempat berlangsung sepekan pada awal Oktober, dengan lebih dari 150 orang tewas.
Dilansir AFP Jumat (25/10/2019), sejumlah aktor mulai dari otoritas tertinggi Syiah Irak hingga PBB meminta demonstran untuk tenang.
Baca juga: LPAI Nilai Negara Gagal Beri Perlindungan ke Anak Ketika Demonstrasi
Demonstrasi dimulai pada Kamis sore (24/10/2019) waktu setempat dengan tenang, di mana pendemo bertukar bunga dengan pasukan keamanan.
Kementerian Dalam Negeri Irak sempat menyatakan polisi bakal "melindungi" demonstran. Namun pada Jumat malam, terjadi kerusuhan.
Setengah dari 42 korban yang tewas terjadi setelah mereka merangsek ke markas faksi militer maupun lembaga pemberintahan.
Sumber keamanan menerangkan, 12 orang terbunuh di Diwaniyah, ketika mereka berusaha membakar markas organisasi Badr, bagian pasukan paramiliter Hashed al-Shaabi.
Sementara Komisi HAM Irak menyatakan, mereka mencatat terdapat 30 orang tewas, dengan angka itu tak mencakup jumlah di Diwaniyah.
Organisasi itu mengatakan, emreka tewas baik oleh tembakan peluru tajam maupun gas air mata baik di Baghdad dan empat provinsi selatan.
Ada yang terbunuh karena berusaha memasuki kantor Asaib Ahl al-Haq, faksi militer lain, yang berlokasi di dua kota selatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.