Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2019, 13:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Media Korea Utara KCNA mengutip pejabat setempat berujar, Pemimpin Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump punya hubungan "khusus".

Analis menuturkan, komentar itu mengindikasikan Pyongyang masih berharap bisa menjalin kesepakatan secara langsung dengan Trump terkait senjata nuklir.

Meski, Washington berkali-kali menyatakan mereka baru bersedia mencabut sanksi jika Korea Utara mencabut program nuklir mereka.

Baca juga: Korea Utara Rilis Foto Kim Jong Un Berkuda di Gunung Keramat, Ini Pesan di Baliknya

Penasihat kementerian luar negeri Kim Kye Gwan kepada KCNA menuturkan, dia bertemu dengan Kim Jong Un beberapa hari yang lalu.

"Beliau menyatakan hubungannya dengan Presiden Trump terjalin begitu khusus," papar Kim Kye Gwan sebagaimana dikutip AFP Kamis (24/10/2019).

Ucapan sang penasihat itu terjadi beberapa hari setelah Trump mengatakan relasinya dengan Pemimpin Korea Utara itu berjalan baik.

"Saya menyukainya. Dia menyukai saya. Kami berhubungan baik. Saya menghormati dia, begitu juga dia menghormati saya," ulas Trump.

Pakar menjelaskan negara komunis itu mencoba mengeksploitasi kedekatan Kim dan Trump, untuk mengamankan konsesi AS dari perundingan nuklir.

Korea Utara berkali-kali memuji "keberanian luar biasa" Trump, dan meminta Washington untuk menggunakan "metode baru" pada akhir tahun ini.

Pakar Korut di Universitas Seoul Koh Yu-hwan berkata, Pyongyang tentu memahami bahwa AS bakal menentang sanksi dicabut sebelum dilakukan denuklirisasi.

Karena itu, mereka mencoba bernegosiasi langsung dengan Trump. "Korut memberi pesan tanpa arahan Trump, segala keputusan bakal gugur," ujarnya.

Penasihat Kim kepada KCNA menyatakan para pembuat kebijakan AS masih bermental Perang Dingin, dan bersikap bermusuhan kepada mereka.

"Saya dengan tulus berharap kekuatan untuk mengatasi segala rintangan akan diberikan atas dasar kedekatan hubungan," jelasnya.

Setelah saling melemparkan ancaman pada 2017, hubungan Trump dan Kim mencair dengan tiga kali menggelar pertemuan tingkat tinggi.

Yang pertama terjadi di Singapura pada Juni 2018, dengan Kim menyuarakan komitmennya untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Namun negosiasi mengalami kebuntuan setelah pertemuan di Hanoi, Vietnam, akhir Februari ini, sebelum Trump dan Kim Jong Un menegaskan lagi komitmen mereka di Panmunjom, Korea Selatan, Juni lalu.

Baca juga: Diundang Kim Jong Un ke Pyongyang, Trump: Kami Belum Siap

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com