PYONGYANG, KOMPAS.com - Media Korea Utara KCNA mengutip pejabat setempat berujar, Pemimpin Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump punya hubungan "khusus".
Analis menuturkan, komentar itu mengindikasikan Pyongyang masih berharap bisa menjalin kesepakatan secara langsung dengan Trump terkait senjata nuklir.
Meski, Washington berkali-kali menyatakan mereka baru bersedia mencabut sanksi jika Korea Utara mencabut program nuklir mereka.
Baca juga: Korea Utara Rilis Foto Kim Jong Un Berkuda di Gunung Keramat, Ini Pesan di Baliknya
Penasihat kementerian luar negeri Kim Kye Gwan kepada KCNA menuturkan, dia bertemu dengan Kim Jong Un beberapa hari yang lalu.
"Beliau menyatakan hubungannya dengan Presiden Trump terjalin begitu khusus," papar Kim Kye Gwan sebagaimana dikutip AFP Kamis (24/10/2019).
Ucapan sang penasihat itu terjadi beberapa hari setelah Trump mengatakan relasinya dengan Pemimpin Korea Utara itu berjalan baik.
"Saya menyukainya. Dia menyukai saya. Kami berhubungan baik. Saya menghormati dia, begitu juga dia menghormati saya," ulas Trump.
Pakar menjelaskan negara komunis itu mencoba mengeksploitasi kedekatan Kim dan Trump, untuk mengamankan konsesi AS dari perundingan nuklir.
Korea Utara berkali-kali memuji "keberanian luar biasa" Trump, dan meminta Washington untuk menggunakan "metode baru" pada akhir tahun ini.
Pakar Korut di Universitas Seoul Koh Yu-hwan berkata, Pyongyang tentu memahami bahwa AS bakal menentang sanksi dicabut sebelum dilakukan denuklirisasi.
Karena itu, mereka mencoba bernegosiasi langsung dengan Trump. "Korut memberi pesan tanpa arahan Trump, segala keputusan bakal gugur," ujarnya.
Penasihat Kim kepada KCNA menyatakan para pembuat kebijakan AS masih bermental Perang Dingin, dan bersikap bermusuhan kepada mereka.
"Saya dengan tulus berharap kekuatan untuk mengatasi segala rintangan akan diberikan atas dasar kedekatan hubungan," jelasnya.
Setelah saling melemparkan ancaman pada 2017, hubungan Trump dan Kim mencair dengan tiga kali menggelar pertemuan tingkat tinggi.
Yang pertama terjadi di Singapura pada Juni 2018, dengan Kim menyuarakan komitmennya untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Namun negosiasi mengalami kebuntuan setelah pertemuan di Hanoi, Vietnam, akhir Februari ini, sebelum Trump dan Kim Jong Un menegaskan lagi komitmen mereka di Panmunjom, Korea Selatan, Juni lalu.
Baca juga: Diundang Kim Jong Un ke Pyongyang, Trump: Kami Belum Siap
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.