Apa yang mendorong tren ini? Salah satu faktornya adalah pertumbuhan ekonomi India yang meningkatkan rata-rata pendapatan sebanyak dua kali lipat, dari 63.642 Rupee pada 2011-2012 menjadi 125.000 Rupee pada 2018-2019.
Baca juga: Cegah Mencontek, Sekolah di India Pakaikan Muridnya Kardus di Kepala Saat Ujian
Berdasarkan data dari UN World Tourism Organisation (UNWTO), saat ini terdapat lebih dari 25 juta wisatawan India yang bepergian ke luar negeri setiap tahunnya, dan jumlah ini diproyeksikan akan tumbuh 15 persen hingga 18 persen.
Angka ini tidak dapat diabaikan begitu saja, terutama dengan adanya perang dagang AS-China yang berpotensi mengurangi jumlah wisatawan Tiongkok.
Lebih dari itu, wisatawan India ini sering melihat suatu kawasan sebagai satu destinasi tujuan. Mereka cenderung untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, dari perkotaan ke pantai, berbelanja, dan destinasi lainnya.
Asia Tenggara, bagi wisatawan India, dianggap sebagai kawasan yang terjangkau secara biaya, memiliki penduduk yang ramah, aman, serta kaya akan perbedaan budaya.
Santosh, seorang ayah muda yang ditemui oleh Tim Ceritalah di Suria KLCC, Malaysia, menjelaskan, “Kuala Lumpur adalah pemberhentian pertama dalam setiap perjalanan saya. Saya akan berada di sini selama sepekan, lalu bertolak ke Singapura dan Bali, sebelum akhirnya kembali ke India."
Konektivitas melalui penerbangan non-stop adalah hal yang sangat penting. Perkembangan di Thailand telah didukung oleh sejumlah rute baru yang menghubungkan Bangkok dengan kota-kota sekunder dan tersier di India, seperti Jaipur, Kochi, dan Varanasi.
Maskapai penerbangan berbiaya rendah milik India, IndiGo, saat ini sedang melakukan perluasan rute di kawasan, yaitu rute Kolkata – Hanoi and Kolkata – Ho Chi Minh City.
Penerbanagan ini akan efektif beroperasi pada Oktober 2019, yang sekaligus akan menjadikan Vietnam sebagai tujuan terbesar keempat bagi wisatawan India di kawasan, di bawah Thailand, Singapura, Malaysia, dan sejajar dengan Myanmar.
Namun, sejak ditutupnya rute penerbangan Denpasar – Mumbai oleh Garuda Indonesia pada awal 2019, tidak ada operator penerbangan yang melayani rute India dan Indonesia secara non-stop.
Hal ini secara langsung juga akan menghambat akses dari India ke Bali, sebagai salah satu tujuan wisata yang sangat populer, terutama bagi pasangan suami-istri baru dari kawasan Asia Selatan.
Walau wisatawan India dinilai susah untuk diatur, namun mereka menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli produk-produk lokal daripada wisatawan asal China.
Mayoritas wisatawan dari China cenderung untuk lebih memilih satu destinasi yang memiliki semuanya. Sehingga, mereka lebih memilih menghabiskan pengeluaran mereka ke bisnis-bisnis yang dikendalikan oleh agen perjalanan dari negara asalnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.