Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lengkapi Ritual Penobatan, Kaisar Naruhito "Menghadap" Dewa dan Para Leluhur

Kompas.com - 22/10/2019, 10:49 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Kaisar Jepang, Naruhito, memulai serangkaian prosesi ritual untuk melengkapi kenaikannya ke takhta kaisar, Selasa (22/10/2019).

Dengan cuaca hujan, karena Jepang yang belum lama diterjang topan mematikan, rangkaian prosesi penobatan telah disederhanakan dengan menunda acara konvoi pasangan kaisar dan permaisuri.

Naruhito secara resmi mengemban tugas sebagai kaisar pada 1 Mei lalu, sehari setelah ayahnya menjadi kaisar Jepang pertama yang turun takhta dalam 200 tahun.

Tetapi transisi itu belum lengkap sampai peran barunya secara resmi diumumkan, dalam serangkaian acara yang diharapkan akan dihadiri oleh pejabat asing dari lebih dari 180 negara.

Baca juga: Jelang Upacara Penobatan Kaisar Naruhito, Jepang Bakal Ampuni 600.000 Pelaku Kriminal

Rangkaian perayaan telah dikurangi setelah Topan Hagibis, yang menerjang Jepang sekitar seminggu yang lalu, menewaskan lebih dari 80 orang.

Dengan upaya pencarian korban hilang masih dilakukan dan warga masih tinggal di tempat pengungsian, pemerintah Jepang telah menunda parade mobil terbuka untuk memperkenalkan kaisar dan permaisuri yang baru kepada publik hingga 10 November.

Namun, rangkaian ritual lain tetap dijalankan sesuai rencana dan dimulai dengan Naruhito yang "melaporkan" proklamasinya sebagai kaisar kepada para dewa dan leluhurnya.

Dalam foto-foto yang dirilis istana kekaisaran Jepang, tampak Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako yang mengenakan jubah putih tebal menuju tiga tempat suci di lingkungan istana.

Turut hadir dalam seremoni itu, Perdana Menteri Shinzo Abe beserta anggota kabinet dan kerabat kekaisaran, termasuk Pangeran Akishino.

Baca juga: Peringati Penobatan Kaisar Baru, Jepang Cetak Koin Emas Khusus

Seremoni akan dilanjutkan dengan kaisar dan permaisuri yang muncul di Ruang Pinus di Istana Kekaisaran tempat Naruhito akan menyatakan penobatannya dari takhta "Takamikura".

Permaisuri Masako, seorang mantan diplomat lulusan Harvard, yang mengenakan pakaian khusus bernama "junihitoe" akan ada di samping kaisar.

Rangkaian seremoni penobatan ini akan dilakukan di hadapan regalia kekaisaran, yakni pedang dan permata kuno.

Sekitar 2.000 tamu undangan, termasuk para pejabat negara asing, akan berdiri menjelang pemukulan genderang sebelum proklamasi kaisar.

Setelah kaisar selesai berbicara, Perdana Menteri Shinzo Abe sebagai perwakilan pemerintah Jepang akan berseru "Banzai" sebanyak tiga kali, yang sekaligus menandakan selesainya prosesi.

Baca juga: Mengenal Naruhito, Kaisar Baru Jepang yang Humoris dan Piawai Bermain Biola

Acara akan dilanjutkan dengan perjamuan untuk para tamu undangan, termasuk Pangeran Charles dari Inggris dan Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-yon.

Kelangkaan penerus takhta kaisar

Di tengah kemeriahan upacara penobatan kaisar, kekaisaran Jepang saat ini menghadapi kekhawatiran akan kelangkaan penerus takhta karena adanya aturan yang melarang perempuan untuk mewarisinya.

Pasangan kaisar dan permaisuri Jepang saat ini hanya memiliki seorang anak perempuan berusia 17 tahun bernama Aiko.

Adik laki-laki kaisar, Akishino, saat ini menjadi pangeran mahkota dan putranya, Hisahito, yang berusia 13 tahun adalah satu-satunya penerus yang tersisa.

Kondisi itu memicu desakan untuk dilakukannya revisi terhadap aturan suksesi. Namun, sejauh ini belum ada langkah formal yang dilakukan.

Baca juga: Kaisar Emiritus Jepang Akihito Muncul Pertama Kali sejak Turun Takhta

Terlepas dari kekhawatiran yang ada, keluarga kaisar masih dipandang positif di mata masyarakat Jepang.

Sebuah poling yang dirilis media penyiaran nasional NHK pada malam sebelum upacara menunjukkan bahwa 70 persen pemilih di negara itu memiliki pandangan "ramah atau menguntungkan" terhadap keluarga kekaisaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com