CANBERRA, KOMPAS.com - Sejumlah koran besar di Australia kompak "merahasiakan" halaman depan sebagai bentuk protes terhadap kebebasan pers.
News Corp Australia dan Nine misalnya. Mereka menampilkan tes yang dicoret menggunakan tinta hitam, disertai cap merah bertuliskan "rahasia".
Baca juga: Sekolah Roboh, Siswa Belajar Beralas Koran
Koran besar melakukan protes ditujukan pada UU keamanan nasional, di mana menurut jurnalis menghambat reportase dan menciptakan "budaya rahasia" di Australia.
Dikutip BBC Minggu (20/10/2019), pemerintah mengklaim kebebasan berpendapat. Namun mereka menyatakan "tidak ada yang berada di atas hukum".
Juni lalu, polisi menyerbu kantor Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan rumah salah satu jurnalis News Corp, dan menimbulkan protes besar.
Dalam keterangannya, media besar Negeri "Kanguru" menyatakan penyerbuan itu berkaitan dengan artikel soal bocornya informasi.
Antara lain terkait dugaan kejahatan perang. Menyangkut laporan investigasi pada 2017, dikenal sebagai The Afghan Files.
Berdasarkan pemberitaan ABC, serangkaian peliputan itu mengungkapkan "tuduhan pembunuhan dan pelanggaran hukum pasukan khusus Australia di Afghanistan".
Sementara laporan lain menyebut adanya dugaan badan pemerintah sedang berupaya melakukan kegiatan penyadapan atas warganya sendiri.
Direktur Eksekutif News Corp Australia Michael Miller membagikan sejumlah halaman depan koran seperti The Daily Telegraph dan The Australian di Twitter.
"Setiap kali pemerintah menerapkan larangan baru bagi jurnalis, warga Australia harusnya bertanya 'apa yang mereka coba sembunyikan dari saya?'," ucap Miller.
Every time a government imposes new restrictions on what journalists can report, Australians should ask: 'What are they trying to hide from me?' - Why I've taken a stand against increasing government secrecy in Australia https://t.co/BQek4KvKyB #righttoknow pic.twitter.com/cpXJEvz7pj
— Michael Miller (@michaelmillerau) October 20, 2019
Sementara editor Sydney Morning Herald Lisa Davies juga membagikan gambar serupa. "Ini bukan kampanye bagi jurnalis. Namun demi demokrasi Australia," tegasnya.
Sementara Managing Director ABC David Anderson mengatakan, Australia berada di ambang sebagai negara dengan demokrasi tertutup dunia.
This is not a campaign for journalists - it’s for Australia’s democracy. https://t.co/QQ2bt6KKYc… @smh #YourRightToKnow #PressFreedom #righttoknow pic.twitter.com/Hdf3H3z5r9
— Lisa Davies (@lisazdavies) October 20, 2019
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan, kebebasan pers penting bagi demokrasi. Namun "aturan hukum" harus ditegakkan.
"Itu termasuk saya, atau rekan-rekan jurnalis, atau siapa pun," ujar PM Morrison dalam konferensi pers Minggu. Temuan penyelidikan dugaan kebebasan pers bakal diungkap pekan depan.
Baca juga: Wapres China hingga PM Australia Akan Hadiri Pelantikan Jokowi-Maruf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.