Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patuhi Kesepakatan Gencatan Senjata, Pasukan Kurdi Suriah Tinggalkan "Zona Aman"

Kompas.com - 21/10/2019, 07:42 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

RAS AL-AIN, KOMPAS.com - Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi mulai menarik diri dari kota yang masuk dalam zona aman, sesuai kesepakatan gencatan senjata dengan Turki, yang diperantarai AS.

Gencatan senjata yang diperantarai AS itu diumumkan Kamis (17/10/2019) malam, memberi batas waktu pasukan Kurdi Suriah hingga Selasa (22/10/2019) malam, untuk menarik diri dari "zona aman" yang ingin dibuat Ankara di wilayah Suriah di sepanjang perbatasan selatannya.

SDF sebagai pasukan de facto dari otoritas Kurdi di Suriah timur laut, Minggu (20/10/2019), memutuskan menarik diri dari zona perbatasan yang membentang sejauh 32 kilometer dari perbatasan Turki ke dalam wilayah Suriah.

Otoritas Kurdi Suriah telah sepakat menarik diri dari kota perbatasan di Tal Abyad ke Ras al-Ain, sekitar 120 kilometer.

Baca juga: Kurdi Suriah Bakal Patuhi Gencatan Senjata dengan Turki, tapi...

Tetapi Turki menginginkan "zona aman" yang akan menjadi kawasan penyangga perbatasan dibentangkan lebih luas hingga 440 kilometer di sepanjang perbatasan selatan.

Komandan SDF, Mazloum Abdi, pada Sabtu (19/10/2019), telah mengatakan pasukan Kurdi akan mundur dari zona 120 kilometer segera setelah mereka diizinkan keluar dari Ras al-Ain, yang telah dikepung oleh pasukan Turki bersama proksi Suriah-nya.

SDF kemudian mengatakan pasukannya telah sepenuhnya dievakuasi dari kota perbatasan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, menyusul adanya konfirmasi dari kementerian pertahanan Turki.

Menurut pantauan AFP, setidaknya ada 50 kendaraan, termasuk ambulans, telah meninggalkan rumah sakit kota.

Puluhan tentara SDF terlihat dibiarkan melewati pos-pos pemeriksaan yang dijaga pasukan milisi Suriah yang bersekutu dengan Turki.

Baca juga: Erdogan Ancam Bakal Hancurkan Kepala Pasukan Kurdi Jika Tak Keluar dari Zona Aman

Di kota Tal Tamr, Samira (45), berada di antara wanita dan pria yang membawa bendera SDF menunggu konvoi dari Ras al-Ain.

"Saya tidak percaya Sari Kani telah jatuh (ke tangan Turki)," katanya, menggunakan nama Kurdi untuk Ras al-Ain.

"Kami memberi hormat kepada para pejuang yang membela kami, meskipun kekuatan besar mengkhianati rakyat kami," katanya kepada AFP.

Ankara telah kembali melancarkan serangan lintas perbatasan terhadap Kurdi Suriah sejak 9 Oktober lalu, menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukan Amerika Serikat dari negara konflik itu.

Keputusan Trump itu dianggap banyak pihak telah memberi lampu hijau kepada Turki untuk mulai menginvasi Suriah.

Baca juga: Pejabat AS Paham jika Kurdi Suriah Tidak Suka dengan Pengumuman Gencatan Senjata

Seminggu yang lalu, Pentagon mengatakan bahwa presiden telah memerintahkan penarikan hingga 1.000 tentara dari Suriah utara.

Pengumuman itu setelah sekitar 50 hingga 100 personil AS menarik diri dari pangkalan terbesar mereka di Suriah utara.

Koresponden di Tal Tamr melaporkan melihat lebih dari 70 kendaraan lapis baja berbendera AS yang dikawal helikopter melaju ke arah timur.

Menurut organisasi pengawas HAM di Suriah, Washington telah mengevakuasi pangkalan militer Sarrin di tepi zona penyangga yang direncanakan Turki.

Hingga Minggu lalu, telah ada empat kali penarikan pasukan AS, membuat provinsi Aleppo dan Raqa di Suriah sepenuhnya kosong dari pasukan AS.

Baca juga: Pentagon Bakal Tarik hingga 1.000 Tentara AS dari Suriah Utara

Sejak dimulainya kembali operasi militer Turki ke Suriah, yang kali ini dinamakan dengan "Operation Peace Spring", dilaporkan telah ada 114 warga sipil tewas dan setidaknya 300.000 penduduk mengungsi.

Sementara lebih dari 250 anggota pasukan SDF dan 190 anggota milisi pro-Turki telah tewas, sepanjang serangan Ankara ke Suriah. Sedangkan Ankara mengklaim hanya kehilangan lima tentaranya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com