Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Protes Kenaikan Harga Tiket Kereta, Presiden Chile Umumkan Keadaan Darurat

Kompas.com - 19/10/2019, 19:59 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

SANTIAGO, KOMPAS.com - Presiden Chile Sebastian Pinera mendeklarasikan keadaan darurat di ibu kota pada Jumat (18/10/2019) malam, menyusul terjadinya aksi protes warga atas kenaikan harga tiket kereta metro.

Deklarasi keadaan darurat itu memberikan kewenangan kepada militer untuk tanggung jawab keamanan setelah aksi protes yang berlangsung sepanjang hari.

"Saya telah menyatakan keadaan darurat, dan untuk itu, saya telah menunjuk Mayor Jenderal Javier Iturriaga del Campo sebagai kepala pertahanan nasional, sesuai dengan ketentuan UU keadaan darurat," kata Pinera dikutip AFP, Sabtu (19/10/2019).

Sepanjang Jumat, para pengunjuk rasa yang menggelar aksi protes terlibat bentrokan dengan polisi anti-huru hara di beberapa bagian kota, dengan sistem kereta bawah tanah ditutup setelah terjadinya serangan di sejumlah stasiun.

Baca juga: Komplotan Pencuri Diimpor dari Chile untuk Sasar Rumah Warga Kaya

Kekerasan dalam bentrokan semakin meningkat pada malam hari, dengan gedung perusahaan listrik, ENEL, dan kantor cabang Bank Chile, yang ada di pusat kota, menjadi sasaran amukan warga dan dibakar menggunakan bom molotov.

Kerusuhan pecah berawal dari aksi protes terhadap kenaikan harga tiket kereta metro sebesar 30 peso (sekitar Rp 596), untuk perjalanan pada jam-jam sibuk.

Tiket metro yang semula sebesar 800 peso (sekitar Rp 15.900) menjadi 830 peso (sekitar Rp 16.400).

Itu menjadi kenaikan kedua dalam tahun ini, setelah sebelumnya harga tiket metro juga mengalami kenaikan sebesar 20 peso Chile (sekitar Rp 397) pada Januari.

Serangan terhadap stasiun metro juga memaksa dilakukannya penutupan seluruh sistem kereta bawah tanah, yang merupakan bentuk utama transportasi umum di ibu kota yang padat dan tercemar, membawa tiga juta penumpang per hari.

Baca juga: Pemerintah Chile Usir 51 Warga Kolombia yang Miliki Catatan Kriminal

"Seluruh jaringan metro ditutup karena kerusuhan dan kehancuran yang menghalangi kondisi keamanan minimum untuk penumpang dan pekerja," kata operator metro di Twitter, setelah serangan terhadap hampir semua 164 stasiun di mana banyak gerbang dan pintu putar dihancurkan.

Santiago Metro, sistem layanan kereta cepat di ibu kota Chile, yang melayani 140 kilometer dan menjadi sistem kereta cepat paling modern di Amerika Selatan, diperkirakan bakal tetap ditutup pada akhir pekan, sebelum dibuka kembali secara pertahap mulai awal pekan depan.

Penutupan layanan stasiun metro memaksa banyak warga Santiago untuk berjalan pulang, yang tak jarang jaraknya jauh, sehingga memperburuk kekacauan.

Para pengunjuk rasa mendirikan barikade di berbagai bagian kota dan terlibat bentrok dengan polisi, memaksa otoritas berwenang untuk menggunakan meriam air dan gas air mata dalam bentrok di jalanan kota Santiago untuk waktu yang lama.

Baca juga: Chile Ancam Usir 2.000 Imigran Ilegal

Presiden Pinera telah mengecam aksi kekerasan dalam unjuk rasa dan menyebut para oknum demonstran yang melakukan pengrusakan sebagai tindak kejahatan.

"Keinginan untuk menghancurkan segalanya bukanlah bentuk protes, ini sudah termasuk perbuatan kriminal," katanya dalam sebuah wawancara radio.

Sebanyak 133 orang dilaporkan telah ditahan karena diduga terlibat dalam aksi pengrusakan di stasiun metro, sementara kerugian yang ditimbulkan selama kerusuhan mencapai sekitar 500 juta peso Chile (sekitar Rp 9,9 miliar).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com