JALALABAD, KOMPAS.com - Ledakan bom terjadi di sebuah masjid di Afghanistan saat berlangsungnya ibadah shalat Jumat, menewaskan setidaknya 28 orang dan melukai puluhan lainnya.
Dilansir AFP, Jumat (18/10/2019), ledakan terjadi di sebuah masjid di distrik Haska Mina, sekitar 50 kilometer dari Jalalabad, ibu kota provinsi Nangarhar.
Disampaikan juru bicara gubernur provinsi, Attaullah Khogyani, ledakan tersebut juga menyebabkan sedikitnya 55 orang luka-luka, selain juga menyebabkab masjid rusak parah hingga bagian atapnya runtuh.
"Seluruh korban ledakan, baik yang tewas maupun luka-luka, adalah jamaah masjid," kata Khogyani, dikutip AFP.
Baca juga: Pemimpin Al Qaeda Cabang Asia Selatan Tewas dalam Serangan di Afghanistan
Laporan jumlah korban yang lebih besar disampaikan salah seorang pejabat rumah sakit pemerintah di Haska Mina, dengan menyebut kotban tewas mencapai 33 orang dan 60 orang lainnya luka-luka.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom tersebut, baik dari Taliban maupun kelompok ISIS yang masih aktif di provinsi Nangarhar.
Seorang saksi mata, mengatakan bahwa atap masjid runtuh setelah terjadinya ledakan.
"Saat itu ada sekitar 350 jamaah di dalam masjid," kata Omar Ghorzang, salah seorang penduduk setempat.
"Lusinan orang tewas dan mereka yang terluka dibawa menggunakan ambulans," tambah warga lainnya, Amanat Khan, kepada AFP.
Baca juga: Pasukan Afghanistan Salah Menyerang Pesta Pernikahan, 40 Warga Sipil Tewas
Insiden ledakan yang menimbulkan jumlah korban tak sedikit itu terjadi setelah PBB mengeluarkan laporan terbarunya pada Kamis (17/10/2019), tentang jumlah korban dari warga sipil akibat konflik di Afghanistan.
Menurut PBB jumlah korban tewas maupun luka-luka dari warga sipil di Afghanistan dari Juli hingga September, telah meningkat hingga menunjukkan angka yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Korban dari pihak sipil sama sekali tidak bisa diterima," kata perwakilan khusus PBB di Afghanistan, Tadamichi Yamamoto.
Yamamoto menambahkan pentingnya dilakukan perundingan yang mengarah pada terjadinya gencatan senjata dan penyelesaian politik secara permanen.
Laporan PBB menunjukkan angka 1.174 korban tewas dan 3.139 luka-luka selama periode 1 Juli hingga 30 September tahun ini.
Baca juga: Taliban: Ada 2 Cara Mengakhiri Pendudukan di Afghanistan, Jihad atau Negosiasi
Angka itu mengalami peningkatan hingga 42 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
PBB menuding lonjakan jumlah korban tersebut sebagian besar merupakan tanggung jawab "elemen anti-pemerintah" seperti Taliban, yang telah melakukan pemberontakan di Afghanistan selama lebih dari 18 tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.