Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Qantas Uji Coba Penerbangan Langsung Terlama dari New York ke Sydney selama 19 Jam

Kompas.com - 18/10/2019, 19:14 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Australia, Qantas Airlines akan menguji coba penerbangan komersial jarak jauh terlama dari New York menuju Sydney.

Penerbangan yang menempuh jarak sekitar 16.000 kilometer melintasi Pasifik tersebut diperkirakan bakal memakan waktu hingga 19 jam.

Uji coba akan dilakukan sebanyak tiga kali dengan yang pertama dijadwalkan berangkat dari New York pada Jumat (18/10/2019) dan direncanakan tiba di Australia pada Minggu (20/10/2019) waktu setempat.

Dalam penerbangan uji coba tersebut, para peneliti akan memantau efek penerbangan panjang tanpa henti selama 19 jam itu terhadap para penumpang dan kru pesawat.

Baca juga: Qantas Lakukan Uji Coba Penerbangan Terpanjang Dunia

Untuk penerbangan perdana, pesawat Boeing 787-9 akan membawa hingga 40 orang, penumpang dan kru, yang kebanyakan adalah karyawan maskapai Qantas Airlines.

Jumlah penumpang tersebut telah dibatasi guna meminimalkan bobot di atas pesawat demi memaksimalkan jangkauan bahan bakar bagi pesawat tanpa melakukan pengisian ulang.

Belum ada maskapai penerbangan yang dapat mencapai prestasi ini, dengan CEO Qantas Alan Joyce menyebutnya sebagai "batas akhir dalam penerbangan".

Sejumlah ilmuwan dari dua universitas Australia akan turut serta dalam penerbangan itu untuk memantau pola tidur penumpang, mengukur tingkat melatonin dalam tubuh, serta pola konsumsi makanan.

Baca juga: Qantas Buka Program Pelatihan untuk Anak-anak setelah Disurati Bocah 10 Tahun

Pilot juga akan mengenakan perangkat untuk mengukur gelombang otak dan memantau tingkat kewaspadaan mereka.

Yang juga akan diperhitungkan adalah dampak dari jetlag yang dialami penumpang karena perbedaan waktu hingga 15 jam antara New York dengan Sydney.

"Kami tahu dari ilmu dasar ritme sirkadian bahwa perbedaan waktu yang lebih besar antara lokasi keberangkatan dan kedatangan, dan bepergian ke timur daripada ke barat, cenderung berarti orang merasa lebih jetlag," kata profesor Universitas Sydney, Stephen Simpson, kepada AFP.

Ritme sirkadian adalah proses biologis yang menunjukkan osilasi endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam.

Baca juga: Qantas Airways Lakukan Penerbangan Bebas Sampah Pertama di Dunia

"Tetapi orang-orang tampaknya sangat berbeda dalam pengalaman jetlag, dan perlu ada penelitian lebih lanjut tentang apa yang berkontribusi terhadap jetlag dan kelelahan perjalanan, sehingga kita dapat mencoba dan mengurangi dampak dari penerbangan jarak jauh," tambahnya.

Qantas tahun lalu sempat membuka layanan penerbangan langsung dari Perth menuju London yang menempuh waktu perjalanan selama 17 jam, menjadi salah satu penerbangan terpanjang di dunia.

Selain rute New York menuju Sydney, Qantas juga akan menguji coba layanan penerbangan dari London menuju Sydney dalam beberapa bulan mendatang.

Sebelumnya, penerbangan terpanjang telah coba dilakukan oleh maskapai Singapore Airlines dari Singapura menuju New York, selama 17 jam 52 menit yang pertama kali dilakukan pada 11 Oktober 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com