Upayanya membuahkan hasil pada 2014 ketika dibentuk majelis untuk memeriksa kembali kasus pembunuhan itu di Mahkamah Agung ACT, dipimpin Hakim Brian Martin.
Pembentukan majelis itu dipicu klaim adanya bukti baru dari seorang teman Eastman, yang mengaku bisa menjelaskan bagaimana residu tembakan dapat masuk ke mobil Eastman saat kejadian pembunuhan.
Teman yang bernama Benjamin Smith itu mengaku telah menembak kelinci milik Eastman sebelumnya, tanpa sepengetahuan Eastman.
Dia juga mengatakan, pada hari terjadinya pembunuhan Komisioner Winchester, Eastman terlibat percakapan panjang dengan ibunya.
Bukti berupa partikel berwarna hijau, rata, yang ditemukan di dalam mobil menjadi kunci dalam persidangan Eastman pada 1995. Bukti itulah yang digunakan jaksa untuk mengaitkannya dengan TKP.
Baca juga: Terbukti Tak Bersalah, Pria yang Dipenjara 17 Tahun Dapat Rp 15 Miliar
Namun dalam sidang ulang kasus ini, Hakim Martin menolak penjelasan Smith mengenai bukti kunci tersebut, menyebutnya tidak memiliki kredibilitas.
Meski demikian, keterangan Smith ini telah membuka penyelidikan baru yang kemudian menemukan kelemahan pada bukti kunci yang digunakan untuk menghukum Eastman pada 1995.
Hal lain yang menguatkan kelemahan dalam bukti kunci itu adalah pernyataan saksi utama dalam penyelidikan kasus ini, yaitu seorang ilmuwan forensik bernama Robert Collins Barnes.
Ketika tampil bersaksi di pengadilan, Barnes ditanyai mengenai partikel residu tembakan secara terperinci.
Pemeriksaan ulang menyimpulkan bahwa kedua TKP, yaitu lokasi pembunuhan di halaman rumah Komisioner Winchester dan mobil Eastman, tidak dapat dikaitkan secara positif.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan