Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Kecam "Perjanjian Kotor" antara Kurdi dan Pemerintah Suriah

Kompas.com - 16/10/2019, 09:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Turki mengecam adanya "perjanjian kotor" antara milisi Kurdi dan Suriah, serta menampik tekanan global atas operasi militer mereka.

Ankara menggempur Kurdi melalui Operation Peace Spring sejak 9 Oktober lalu, dan menuai kritikan dengan AS mengumumkan adanya sanksi.

Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun menekankan, mereka bakal terus menyerang kelompok teroris, termasuk di dalamnya ISIS.

Baca juga: Disanksi AS karena Serangan ke Kurdi, Erdogan Tak Khawatir

"Meski dunia mendukungnya atau tidak," tegas Altun di kantor kepresidenan Turki sebagaimana diberitakan AFP Selasa (15/10/2019).

Altun mengklaim, milisi Kurdi sengaja melepaskan tawanan ISIS dari penjara mereka di utara Suriah guna menakuti negara Barat.

"Mereka juga menargetkan sekelompok warga sipil, termasuk jurnalis, di perbatasan sebelum menjalin perjanjian kotor dengan rezim Suriah," kecam Altun.

Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) mengumumkan aliansi dengan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad untuk bertahan dari serangan Turki.

Kesepakatan itu membuat Damaskus kembali berada di kawasan utara, termasuk mengambil alih Manbij, penempatan paling signifikan sejak 2012.

"Kami mendesak semua pihak untuk memperhatikan berbagai laporan media yang bias, dan menghargai peran Turki dalam melawan teror," pintar Altun.

Baca juga: Erdogan Tak Akan Hentikan Serangan terhadap Kurdi hingga Kemenangan Sempurna Tercapai

"Berita Palsu"

Altun juga menampik pernyataan Menteri Pertahanan AS Mark Esper yang mengatakan agresi Ankara berimbas pada kaburnya tawanan berbahaya ISIS.

Dia menyebut tuduhan yang disampaikan Esper adalah "berita palsu". "Tak dipungkiri karir banyak pejabat AS ditentukan pengabaian ancaman ISIS di Suriah," sindirnya.

Dalam beberapa hari terakhir, Altun menuding ada pejabat Washington yang menggunakan pengaruh mereka untuk menciptakan kabar palsu dan menutupi kejahatan yang dilakukan YPG.

Turki memandang YPG sebagai "teroris" karena dianggap kepanjangan Partai Rakyat Kurdistan (PKK) selaku dalang pemberontakan 1984.

Altun menyatakan banyak publik di Turki kebingungan dengan pendekatan yang dilakukan AS. "Mereka mempertanyakan mengapa sekutu NATO kami ini tidak mendukung upaya kontra-teroris kami," keluhnya.

Dia menyebut publik Turki penasaran AS tak memberikan solusi atas krisis pengungsi, maupun menentang lokasi aman bagi pengungsi Suriah.

Baca juga: Marah karena Merasa Dikhianati, Kurdi Larang AS Bawa Tawanan Berbahaya ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com