Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Hari Dikubur Hidup-hidup, Bayi Baru Lahir Ini Kondisinya Kritis

Kompas.com - 16/10/2019, 08:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang bayi perempuan yang baru lahir di India berada dalam kondisi kritis dan berjuang untuk hidupnya setelah dikubur hidup-hidup selama dua hari.

Dokter anak Ravi Khanna menyatakan, bayi itu menderita septicaemia atau sepsis (kondisi peradagangan di tubuh karena infeksi), dan trombositnya sangat rendah.

"Ada kemungkinan dia akan bertahan hidup. Tetapi kami baru bisa mengetahuinya setelah 5-7 hari," ujar Dr Khanna dikutip BBC Selasa (15/10/2019).

Baca juga: Dikubur Hidup-hidup selama 2 Hari, Bayi Perempuan Ini Ditemukan Selamat

Polisi menyatakan, mereka sudah mendaftarkan kasus kriminal "sosok misterius" seraya memulai operasi untuk mencari orangtua si bayi perempuan.

Penegak hukum menegaskan, mereka mempertimbangkan berbagai motif. Termasuk rasio gender India yang dianggap salah satu terburuk di dunia.

Perempuan sering mendapat diskriminasi sosial, dengan gadis kerap dipandang sebagai beban, terutama di masyarakat miskin.

Polisi senior di Distrik Bareilly Abhinandan Singh, tempat bayi baru lahir itu ditemukan, berkata dia mencurigai orangtua si bayi juga terlibat.

"Sebabnya meski saat ini kasusnya sudah menjadi konsumsi publik, mereka (orangtua si bayi) tidak juga datang menjemputnya," kata Singh.

Bayi itu ditemukan secara tak sengaja pada Kamis (10/10/2019) oleh warga desa yang kebetulan akan memakamkan bayi mereka yang juga baru lahir.

Dalam kepercayaan Hindu, jenazah seseorang bakal dikremasi oleh kerabatnya. Namun untuk bayi dan anak-anak, mereka dikubur.

Singh mengungkapkan, warga itu baru menggali sedalam 90 sentimeter ketika sekopnya menghantam pot tanah liat yang kemudian pecah.

"Mereka mendengar ada suara bayi menangis. Saat mereka membuka pot yang pecah itu, mereka menemukan ada bayi dikubur hidup-hidup," tutur Singh.

Si bayi segera dilarikan ke rumah sakit milik pemerintah setempat, dan segera dirujuk ke bagian perawatan intensif pasca-kelahiran.

"Saya kira dia baru berusia satu pekan ketika dibawa ke rumah sakit," terang kepala dokter anak Saurabh Anjan via sambungan telepon.

Baca juga: Jasad Bayi Ditemukan Dalam Kardus di Pinggir Jalan, Baru Berusia 4 Hari

Anjan menerangkan, dia dilahirkan secara prematur saat baru berumur 30 pekan, dan berbobot 1,1 kilogram yang tergolong sangat rendah.

Selain itu, dia mengalami hipotermia dengan suhu tubuhnya hanya 35 derajat Celsius (dari suhu rata-rata bayi normal 36,5 derajat Celsius).

Kemudian dia juga menderita hypoglycaemia (level gula darah rendah) dengan tercatat di angka 35, di mana seharusnya normalnya 45.

Dr Khanna mengatakan, bayi itu kemungkinan sudah dikubur selama 3-4 hari, dan selamat karena lemak di perut hingga pipinya.

Sementara Dr Anjan memberikan prediksi dia terkubur selama 2-3 jam, dan hanya bisa bertahan selama satu jam berikutnya jika tak segera diselamatkan.

Politisi lokal Rajesh Kumar Mishra menuturkan, dia dan istrinya sudah siap mengadopsi anak itu segera setelah dia sembuh.

Bahkan, dia sudah memberikan nama Sita bagi si bayi. Diambil dari nama dewi Hindu yang dalam mitologi Ramayana, dia ditemukan Raja Janak di ladang.

"Saya berdoa bagi kesehatan dan umur panjangnya, dan saya yakin, semua orang di dunia juga tengah mendoakan keselamatannya," tukas Mishra.

Baca juga: Terlahir Tanpa Bola Mata, Bayi Ini Cari Orangtua Angkat yang Mau Merawatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com