Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susul Jerman dan Perancis, Inggris Juga Tangguhkan Ekspor Senjata ke Turki

Kompas.com - 15/10/2019, 21:59 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Pemerintah Inggris mengumumkan menangguhkan ekspor persenjataan ke Turki, sebagai tanggapan atas operasi militer negara itu ke Suriah.

Tindakan yang telah lebih dulu diambil oleh negara anggota NATO lainnya, seperti Jerman dan Perancis.

"Kami akan menahan ekspor pertahanan kami ke Turki di bawah peninjauan yang sangat berhati-hati dan berkelanjutan," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dalam pernyataan di hadapan parlemen, pada Selasa (15/10/2019).

"Tidak ada lisensi ekspor lebih lanjut ke Turki untuk barang-barang yang mungkin digunakan dalam operasi militer negara itu di Suriah, sementara kami akan terus melakukan peninjauan atas keputusan itu," lanjutnya.

Baca juga: Uni Eropa Kecam Invasi Militer Turki di Suriah, Tapi Tolak Jatuhkan Embargo Senjata

Serangan militer yang mulai dilancarkan Ankara terhadap pasukan Kurdi di Suriah timur laut pekan lalu telah mendorong seruan dan kecaman internasional.

Raab mengatakan, serangan Turki secara serius telah merusak keamanan dan stabilitas kawasan itu.

"Ini bukan tindakan yang kami harapkan dari sekutu. Itu adalah tindakan sembrono, kontraproduktif, dan telah bermain langsung ke tangan Rusia dan rezim Assad," imbuh Raab.

Sebelumnya, pemerintah Perancis dan Jerman, pada Sabtu (12/10/2019), telah lebih dulu memutuskan untuk menangguhkan ekspor senjata ke Turki.

Perancis mengatakan telah menangguhkan seluruh rencana ekspor mereka ke Turki yang berpotensi digunakan sebagai "bahan perang" ke Suriah.

Baca juga: Perancis dan Jerman Tangguhkan Ekspor Senjata ke Turki

Sementara Jerman, sebagai salah satu pemasok utama senjata Turki, mengatakan tidak akan mengeluarkan izin baru untuk peralatan militer apa pun yang dapat digunakan oleh Turki di Suriah.

Sejumlah negara Eropa lainnya juga telah mengecam serangan yang dilancarkan Turki ke Suriah, dengan Finlandia, Norwegia, dan Belanda, menghentikan ekspor senjata ke negara itu.

Para menteri luar negeri Uni Eropa mengecam intervensi militer Ankara ke negara konflik itu. Namun demikian mereka tetap tidak menyetujui pemberlakuan embargo senjata terhadap Turki.

Ancaman sanksi juga disampaikan Presiden AS Donald Trump kepada Turki, yang segera akan diambil atas tindakan militernya di Suriah, tetapi juga mengisyaratkan bahwa Washington akan menghindari konflik bersenjata dengan Ankara.

Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa ancaman sanksi maupun embargo senjata tidak akan mampu menghentikan operasi militer Turki terhadap Kurdi di Suriah.

Baca juga: Erdogan: Embargo Senjata Tak Akan Mampu Hentikan Operasi Militer Turki ke Suriah

Menurut Erdogan, pihak-pihak yang berpikir dapat membuat Turki membatalkan serangan militer dengan ancaman seperti itu sangat keliru.

Turki melancarkan serangan lintas perbatasan terhadap pejuang Kurdi yang menjadi bagian dari Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang dipandang oleh Ankara sebagai teroris.

YPG telah menjadi tulang punggung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan menjadi sekutu utama dalam operasi yang dipimpin AS melawan kelompok ISIS di Suriah.

Meski demikian, Ankara menganggap YPG sebagai perpanjangan dari teroris pemberontak Kurdi yang telah berperang melawan Turki selama tiga dekade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com