Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marah karena Merasa Dikhianati, Kurdi Larang AS Bawa Tawanan Berbahaya ISIS

Kompas.com - 15/10/2019, 13:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

QAMISHLI, KOMPAS.com - Diduga marah karena merasa dikhianati, Kurdi dikabarkan melarang AS membawa tawanan paling berbahaya yang merupakan anggota ISIS.

Berdasarkan sumber kepada Sky News dikutip Senin (14/10/2019), Washington hanya bisa membawa dua anggota asal Inggris berjuluk "The Beatles".

Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheikh dipindahkan ke penjara lebih aman di Irak sebelum Turki melancarkan operasi militer terhadap Kurdi.

Baca juga: Turki Bantah Serangannya terhadap Kurdi Suriah Meningkatkan Risiko Tahanan ISIS Kabur

Kurdi yang merupakan tulang punggung Pasukan Demokratik Suriah (SDF), merupakan mitra kunci koalisi internasional yang dipimmpin AS untuk menumpas ISIS.

Dua dari empat anggota ISIS berjuluk "The Beatles" itu dituduh memenggal tawanan asing. Namun, mereka tak dianggap dalang dari operasi strategisnya.

New York Times memberitakan, awalnya AS berniat untuk mengamankan sekitar 60 tawanan paling berbahaya ISIS, termasuk "The Beatles".

Namun, Kurdi dan SDF yang begitu marah karena merasa dikhianati dengan keputusan Washington, melarang mereka untuk membawa tawanan.

Sumber menuturkan bahwa saat ini, koalisi internasional yang dipimpin AS masih berusaha untuk menarik para tawanan berbahaya itu.

Terdapat kekhawatiran jika kalangan Kurdi bakal menjadikan para tahanan ini untuk menekan tak hanya AS. Namun negara lain seperti Inggris.

Salah seorang pejabat anonim Turki mengungkapkan, dia menduga Kurdi berusaha untuk melakukan "pemerasan" terhadap negara Barat.

Turki sudah menyatakan mereka bakal bertanggung jawab atas tawanan ISIS selama Operation Peace Spring pada Rabu pekan lalu (9/10/2019).

Namun kesepakatan antara Kurdi dengan pasukan pemerintah Suriah membuat situasinya bisa menjadi lebih rumit dari yang dibayangkan.

Pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad sudah bergerak ke perbatasan, memunculkan peluang penjara berisi anggota ISIS terbengkalai semakin besar.

Media pemerintah SANA melaporkan tentara pemerintah sudah bergerak ke Tal Tamr, dan bersiap menghadapi "agresi Turki" tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dampak dari konflik yang terjadi, lebih dari 700 tawanan maupun anggota keluarga ISIS yang melarikan diri dari kamp milik Kurdi.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyalahkan Ankara karena anggota kelompok ekstremis yang dinyatakan tak punya teritori sejak Maret itu bisa kabur.

"Turki jelas harus bertanggung jawab atas segala aksi baik yang dilakukan militer maupun pemberontak yang bersekutu dengannya," tegas Payne.

Baca juga: Trump: Kurdi Suriah Mungkin Sengaja Bebaskan Tahanan ISIS untuk Pancing AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com