Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tak Masalah jika Napoleon Bonaparte Sekali Pun Bantu Lindungi Kurdi Suriah

Kompas.com - 15/10/2019, 11:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, dia tidak masalah pihak mana pun membantu Kurdi Suriah dari Turki. Termasuk Napoleon Bonaparte.

Dalam kicauannya di Twitter, dia berujar telah menginstruksikan supaya pasukan ditarik dari Suriah setelah mengalahkan ISIS.

"Biarkan Suriah dan Assad (Bashar al-Assad, Presiden Suriah) melindungi Kurdi dan melawan Turki demi tanah mereka sendiri," kata Trump.

Baca juga: Minta Erdogan Hentikan Serangan ke Kurdi Suriah, AS Jatuhkan Sanksi atas 3 Menteri Turki

Dia menuturkan kepada jenderalnya bahwa dia tidak mempermasalahkan jika ada pihak mana pun yang bersedia melindungi Kurdi Suriah.

"Apakah itu Rusia, China, maupun Napoleon Bonaparte. Saya harap mereka melakukannya dengan baik. Kami 11.265 km jauhnya!" serunya.

Napoleon Bonaparte merupakan pemimpin militer yang pengaruhnya menanjak sejak Revolusi Perancis, dan berkuasa sebagai kaisar 1804-1815.

Dia dianggap sebagai salah satu komandan terhebat di muka Bumi dengan perang maupun taktiknya banyak dipelajari di seluruh dunia.

Pernyataan Trump senada dengan Pentagon yang mengungkapkan prosedur penarikan personel dari utara Suriah sudah mulai dilaksanakan.

Dilansir AFP Senin (14/10/2019), mereka hanya menyisakan sekitar 150 dari 1.000 tentara untuk menghuni pangkalan Al Tanf di selatan.

"Kami sudah mengeksekusi prosedur ini," ujar salah seorang pejabat Pentagon yang enggan disebutkan namanya menyikapi perintah Trump.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sudah mengumumkan Operation Peace Spring untuk menggempur Kurdi Suriah Rabu pekan lalu (9/10/2019).

Baca juga: Trump Siap Hancurkan Ekonomi Turki jika Teruskan Serangan ke Kurdi Suriah

Trump pun menuai kritikan karena dianggap memberikan jalan bagi Erdogan dengan mengizinkan penarikan pasukan dari utara Suriah.

Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan, penarikan itu bertujuan Washington ingin menghindari konflik di antara kedua kubu.

Namun, Esper tak menjelaskan apakah mereka hanya sebatas ditarik dari markas mereka, ataukah dikeluarkan sepenuhnya dari Suriah.

Keputusan itu membuat Pasukan Demokratik Suriah (SDF), organisasi dengan Kurdi sebagai pimpinannya, meradang dan membuat kebijakan ekstrem.

Mereka mengumumkan aliansi dengan pasukan pemerintah Suriah, di mana komandan SDF Mazloum Abdi menyebut langkah itu terpaksa diambil.

Dalam tulisannya di majalah Foreign Policy, Abdi menyatakan dia sebenarnya tidak memercayai Damaskus maupun sekutunya, Rusia.

"Malah sejujurnya, sulit bagi kami percaya siapa pun. Namun jika diminta memilih antara kompromi dengan genosida rakyat kami, saya jelas memilih hidup rakyat," kata Abdi.

Abdi mengomentari keputusan Trump dengan menarik pasukan dari utara Suriah diibaratkannya sebagai "menusuk dari belakang".

Baca juga: Uni Eropa Kecam Invasi Militer Turki di Suriah, Tapi Tolak Jatuhkan Embargo Senjata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com