Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Asing ISIS Kabur, Inggris Siagakan SAS untuk Misi "Tangkap atau Bunuh"

Kompas.com - 14/10/2019, 15:31 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Daily Star

LONDON, KOMPAS.com - Pasukan Udara Khusus Inggris, SAS, disiagakan untuk misi "tangkap atau bunuh", menyusul aksi kabur massal ratusan pendukung asing ISIS dari kamp penahanan di Suriah utara.

Sekitar 785 tahanan asing yang berafiliasi dengan ISIS dilaporkan telah melarikan diri dari kamp penahanan Ain Issa, dekat Raqqa, di tengah serangan yang dilancarkan Turki terhadap milisi Kurdi di Suriah.

Pasukan SAS Inggris kini siaga untuk menargetkan penjara di utara Suriah yang menjadi tempat penahanan anggota ISIS.

"Ekstremis Inggris telah ditahan di penjara-penjara di Suriah utara. Sisa-sisa tentara ISIS kini sedang menunggu untuk melarikan diri dan kembali ke medan pertempuran atau ke negara asal mereka," kata sebuah sumber kepada The Daily Star.

Baca juga: Lebih dari 700 Orang Pendukung Asing ISIS Kabur dari Kamp Penahanan di Suriah

"Pasukan khusus Inggris kini telah ditempatkan dalam posisi siaga. SAS akan menangkap atau membunuh anggota asing ISIS asal Inggris, Eropa, maupun negara lainnya, yang dianggap menjadi ancaman," tambah sumber.

Sebuah pernyataan yang dibagikan oleh pemerintah Kurdi mengungkap bahwa "tentara bayaran" telah menyerang kamp penahanan di Ain Issa dengan "elemen Daesh" sebelum menyerang penjaga dan membuka gerbang, demikian dilaporkan Daily Mail.

Di antara para ekstremis asing ISIS yang kabur, diyakini terdapat anggota asal Inggris, Tooba Gondal, yang dikenal sebagai perekrut pelaku pemboman ISIS.

Dia ditahan di kamp penahanan di Suriah utara bersama dua anaknya, setelah ditangkap saat hendak menuju Turki usai kejatuhan benteng ISIS di Baghuz.

Baca juga: Video Ungkap Detik-detik Tawanan ISIS Kabur dari Penjara Kurdi Suriah

Pasukan Inggris disebut siap mengerahkan tim dalam delapan helikopter atau kendaraan dalam beberapa hari ke depan jika ancaman dari para tahanan asing ISIS yang kabur massal semakin jelas.

Langkah menyiagakan pasukan khusus itu setelah para perwira intelijen memperingatkan pemerintah akan potensi "sejumlah besar" anggota ISIS asal Inggris yang berbahaya dapat bebas dari kamp penahanan dalam beberapa pekan ke depan.

Situasi krisis di Suriah telah meningkat pekan lalu setelah Turki memulai operasi militer di perbatasan timur laut negara itu dan menargetkan milisi Kurdi, yang dianggap sebagai teroris.

Operasi dengan nama "Peace Spring" itu dimulai menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah.

Baca juga: Demi Hadapi Turki, Kurdi Bersekutu dengan Pasukan Pemerintah Suriah

Keputusan Trump itu memicu kekhawatiran bahwa perang baru dapat terjadi di kawasan itu, memicu konflik yang melibatkan Turki, ISIS, dan Kurdi.

Intelijen Inggris meyakini anggota radikal ISIS bisa melarikan diri apabila penjaga Kurdi meninggalkan penjara yang menampung para ektremis itu setelah serangan oleh angkatan bersenjata Turki.

Sebelumnya diberitakan, lima teroris ISIS dilaporkan telah meloloskan diri dari penjara yang dikendalikan Kurdi pada Jumat (11/10/2019), setelah sebuah proyektil mendarat di halaman penjara.

Penjara Navkur, terletak di wilayah yang dikuasai Kurdi, sebelah barat kota Qamishli dan menjadi tempat menampung sejumlah anggota asing ISIS.

Namun serangan yang dilancarkan Turki menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan lebih dari dua lusin fasilitas tempat 10.000 anggota ISIS ditahan.

Baca juga: Pentagon Bakal Tarik hingga 1.000 Tentara AS dari Suriah Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Star
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com