Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Gig Economy, Bom Waktu yang Sedang Berdetak

Kompas.com - 14/10/2019, 12:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Harga RM160 tambahan mungkin tidak terasa mahal (ini dikurangi dari pendapatan bulanan mereka). Tetapi harga tas yang harus dibayar pengendara memberikan indikasi tentang kompetisi yang terus berkembang di pasar Malaysia.

Apalagi, sejak Mei 2018, kelompok penyedia jasa transportasi dengan dukungan dana besar, Grab, juga telah mengoperasikan jasa pengiriman makanan.

Ini adalah konflik antara para raksasa yang bertarung di berbagai medan pertempuran nasional, dan umumnya dengan uang orang lain.

Grab diperkirakan bernilai sekitar USD14 miliar. Kelompok ini mendapatkan tambahan 2 miliar dollar AS tahun ini.

Sementara itu, induk perusahaan Foodpanda, Delivery Hero, yang terdaftar di bursa efek Frankfurt pada 2017 (IPO terbesar tahun itu di Jerman) memiliki kapitalisasi pasar sekitar 8,4 miliar dollar AS.

Menariknya, pengendara sepeda motor bekerja dengan persyaratan kontrak yang sangat berbeda di seluruh Asia Tenggara. Walau tak ada satu peraturan pasti--tapi terlihat bahwa fasilitas asuransi kesehatan dan kecelakaan kurang diperhatikan.

Meskipun demikian, di Filipina—pasar yang besarnya tiga kali ukuran Malaysia--GrabFood punya dorongan ekspansi yang ambisius.

Mary France Pascua Bal’ot, seorang perempuan berumur 32 tahun yang membantu ibunya untuk mendapat biaya pemesanan, bercerita bahwa dia menerima kompensasi per kilometer serta 20 persen dari biaya pesanan.

Istilah-istilah itu terdengar mewah jika dibandingkan dengan yang ditawarkan di Malaysia dan bahkan Indonesia.

Di Vietnam, perhitungannya bahkan lebih sederhana dan lebih murah hati. Saat ini, Grabfood membayar 60 persen dari ukuran pesanan.

Di Indonesia, setelah kekacauan yang cukup besar, pihak berwenang harus turun tangan. Pemerintah memaksa dua 'decacorn' besar, GoJek dan Grab, untuk mengakhiri perang diskon besar-besaran.

Menariknya, Foodpanda ditutup di Indonesia pada 2016. Memang, tampaknya layanan pengiriman makanan mandiri rentan di pasar yang didominasi layanan transportasi sepeda motor.

Untuk Gojek, layanan pengiriman makanan hanyalah satu dari banyak jasa yang mereka tawarkan.

Menurut Presiden Gojek Group, Andre Soelistyo, layanan pengiriman makanan, GoFood, merupakan permintaan terbesar kedua di dunia, di luar China, dengan lebih dari 15 juta makanan dikirim sejak awal.

Dengan otoritas Malaysia yang tengah mempertimbangkan masuknya perusahaan layanan transportasi, GoJek, masa depan bisa jadi makin kurang menjanjikan untuk Foodpanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com