Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sydney, Veronica Koman Bertemu Komisioner HAM PBB dan Bahas Papua Barat

Kompas.com - 11/10/2019, 21:24 WIB
Agni Vidya Perdana

Editor

SYDNEY, KOMPAS.com - Veronica Koman, yang kini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kepolisian Indonesia, bertemu dengan Komisioner HAM PBB di Australia, Selasa (8/10/2019).

Pertemuannya dengan Michelle Bachelet di Sydney diungkap Veronica di akun Facebook dan Twitter-nya, lengkap dengan foto mereka berdua.

Dalam unggahannya, Veronica mengatakan pertemuan dengan Michelle, yang pernah menjadi presiden perempuan pertama di Chili, sebagai sebuah penghormatan.

"Saya sampaikan perkembangan situasi terkini dari krisis di Papua Barat, terutama soal pendekatan keamanan yang dilakukan pemerintah Indonesia bulan lalu," tulisnya.

Baca juga: Polisi Sebut Telah Menggeledah Rumah Veronica Koman di Jakarta

"Saya juga memberitahunya soal penggunaan kekuatan berlebihan saat protes mahasiswa soal reformasi hukum yang digelar di seluruh Indonesia."

Veronica mengaku sempat menyampaikan kepada Michelle soal banyaknya warga sipil yang kini terpaksa mengungsi dari Papua.

Ribuan warga telah meninggalkan Wamena, sementara yang lainnya mengaku tidak punya pilihan untuk terus bertahan.

Seperti yang dialami oleh Dwijo Sayoto, akrab dipanggil Dwi, yang bekerja sebagai sopir mobil sewaan dan memutuskan pindah ke Papua untuk mencari peruntungan.

Rumah Dwi hanggus terbakar saat terjadi kerusuhan di Wamena, akhir September lalu. Sejak kehilangan harta bendanya, dia telah mengungsi ke berbagai tempat.

"Saya enggak kuat, baru kali ini mengalami seperti ini... saya sudah tidak mau tinggal di sini," ujarnya kepada ABC Indonesia.

Baca juga: Polda Jatim Tetapkan Veronica Koman sebagai Buronan

Dwi mengaku warga telah "diperlakukan sebagai binatang", sementara dia masih trauma melihat teman-temannya dibakar di dalam mobil dan ruko.

Saat bertemu Michelle, Veronica juga menyampaikan keadaan umum di Indonesia soal penangkapan sejumlah aktivis, serta pemberangusan kebebasan berekspresi.

Tak Akan Berhenti

Dalam wawancara dengan program ABC, The World, pertama kalinya sejak berada di Australia, Veronica mengatakan "saya tidak akan berhenti".

Veronica sempat ditanya mengapa dirinya masih terus melakukan unggahan soal Papua Barat dan dikhawatirkan malah akan memprovokasi di tengah situasi yang tidak menentu.

"Saya menyaring informasi sebelum disebarkan, misalnya saat terjadi kerusuhan di Wamena, saya sangat berhati-hati," jawabnya, sembari menambahkan ingin mencegah terjadinya konflik antara warga pendatang dan penduduk asli Papua.

Sementara itu, Polda Jawa Timur membantah telah melakukan tindak kekerasan kepada keluarga Veronica di Indonesia, seperti yang disebutkan oleh Veronica dalam wawancara dengan ABC.

Baca juga: Veronica Koman: Saya Tidak Akan Berhenti Bersuara soal Papua

"Dibuktikan siapa orangnya, polisi akan menjaga keamanan keluarga yang bersangkutan 1x24 jam, apabila yang bersangkutan ada di Indonesia," ujar Kombes Frans Barung Mangera, Kabid Humas Polda Jawa Timur kepada wartawan.

Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Polda Jawa Timur sama-sama menganggap pernyataan Veronica di televisi Australia "sangat tidak pantas" dan menggiring opini negatif soal pemerintah Indonesia di dunia internasional.

Saat berada di Australia, komisioner HAM PBB menyampaikan keprihatinannya atas kebijakan migrasi dan suaka di Australia yang menjadikan warga pendatang sebagai "kambing hitam" dalam persoalan dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com