BRUSSELS, KOMPAS.com - Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berusaha memeras dengan mengancam bakal membanjiri Benua Biru dengan 3,6 juta pengungsi.
Dalam kunjungan ke Siprus, Tusk menekankan bahwa Erdogan harus mengerti kekhawatiran mereka adalah aksi Ankara bisa berujung pada masalah kemanusiaan lainnya.
"Kami tak akan menerima bahwa pengungsi dijadikan senjata untuk memeras kami. Karena itu, saya melihat ancaman dari Presiden Erdogan keterlaluan," jelas Tusk.
Baca juga: Erdogan Ancam Banjiri Eropa dengan Jutaan Pengungsi jika Kritik Serangan ke Kurdi Suriah
Sebelumnya pada Kamis (10/10/2019), Erdogan melontarkan ancaman di tengah operasi militer yang dilancarkan Turki kepada Kurdi Suriah.
Serangan dengan kode Operation Peace Spring itu menuai reaksi dengan dunia mendesak Ankara supaya menghentikan penyerangan.
Dalam pidatonya di hadapan partainya, dia menyatakan operasi militer itu bertujuan membuat zona aman di wilayah utara Suriah.
Nantinya dikutip AFP Jumat (11/10/2019), zona itu bakal dipakai untuk memulangkan setidaknya 1 juta dari 3,6 juta pengungsi Suriah yang saat ini ditampung Turki.
"Hai Uni Eropa, bangunlah. Saya katakan lagi. Jika kalian berusaha menyebut operasi kami adalah invasi, mudah saja. Kami akan membuka pintu dan mengirim 3,6 juta pengungsi kepada kalian," ancamnya.
Berdasarkan perjanjian 2016 dengan UE, Turki setuju untuk mencegah para pengungsi itu membanjiri negara-negara di Benua Biru.
Sebagai gantinya, mereka bakal mendapat bantuan 6 miliar euro, sekitar Rp 93,5 triliun, dan bebas visa bagi setiap warganya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.