LOS ANGELES, KOMPAS.com - Namanya adalah Emily Zamourka. Dia adalah gelandangan yang pada September lalu, menjadi viral karena suara merdunya.
Semuanya terjadi ketika dia tengah berada di stasiun bawah tanah LA sembari menenteng tas plastik dan menarik troli belanja penuh dengan barang.
Dia kemudian menyanyikan O Mio Babbino Caro, sebuah komposisi aria untuk penyanyi sopran dari opera Gianni Schicchi yang digubah Giacomo Puccini.
Baca juga: Soal Pasal Gelandangan dalam RKUHP, Ini Penjelasan Menkumham
Seorang polisi LA yang melihatnya, dilansir Los Angeles Times 1 Oktober lalu, tertarik dengan keindahan suaranya dan mendekati.
"Saya berkata kepadanya 'Tolong jangan lakukan ini, saya merasa terintimidasi'. Apa yang bisa kalian harapkan dari polisi mengambil wajah kalian?" tanyanya.
Si polisi kemudian memaksa, dan akhirnya dia setuju dengan catatan tidak disebarluaskan. Dengan rambut kuncir, dia bernyanyi kembali.
Namun Kepolisian LA (LAPD) memutuskan untuk mengunggah videonya di Twitter pada 27 September lalu, dan dilihat hingga satu juta kali.
4 million people call LA home. 4 million stories. 4 million voices...sometimes you just have to stop and listen to one, to hear something beautiful. pic.twitter.com/VzlmA0c6jX
— LAPD HQ (@LAPDHQ) September 27, 2019
"4 juta orang menyebut LA rumah. 4 juta cerita. 4 juta suara. Sering Anda hanya harus berhenti dan mendengar satu suara yang indah," ujar LAPD di twit-nya.
Dalam sekejap, perempuan berusia 52 tahun itu menjadi viral dan dikenal di stasiun Wilshire-Normandie dengan orang-orang sekadar menyapa atau berfoto.
Kepada ABC7 dikutip Globlnews.ca, Emily mengaku dia tidak mendapat pelajaran olah vokal. Dia bernyanyi karena dia menyukainya.
Selain itu, dia belajar dengan cara meniru pertunjukan opera yang ditayangkan di televisi Rusia ketika dia masih kecil.
Emily mengungkapkan, dia pindah dari Rusia ke Amerika Serikat (AS) pada usia 24 tahun, ketika dia masih menimba ilmu biola dan piano.
Saat pertama menginjakkan kaki di AS, dia tinggal di Missouri selama lebih dari 10 tahun, dan bekerja di restoran serta rumah perawatan.
"Saya tidak ingin menjadi beban bagi siapa pun. Saya menjalani hidup saya dengan tenang, saya juga mempelajari bahasa Inggris," katanya.
Baca juga: Dalam RKUHP, Gelandangan dan Pengganggu Ketertiban Umum Diancam Denda Rp 1 Juta
Dia kemudian kembali ke jalurnya, musik, tatkala pindah ke Vancouver, Washington, pada awal 2000-an. Saat itu, dia menawarkan les piano di gereja.