Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sebut 2 Anggota ISIS Berjuluk "The Beatles" Terburuk dari yang Terburuk

Kompas.com - 10/10/2019, 17:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, dua anggota ISIS berjuluk "The Beatles" telah dibawa ke lokasi yang dikelola negara.

El Shafee Elsheikh dan Alexanda Kotey dituding menjadi bagian dari anggota ISIS yang menculik dan membunuh tawanan Barat di Suriah.

Pasangan yang berasal dari London, dan kemudian mendapat julukan "The Beatles", berada dalam penahanan militer AS menurut media lokal.

Baca juga: Anggota ISIS Berjuluk The Beatles Mengaku Menyesal dan Minta Maaf

Dalam kicauannya di Twitter dikutip BBC Kamis (10/10/2019), Trump menyebut AS melakukannya jika Kurdi atau Turki kehilangan kontrol.

"AS sudah membawa 2 militan ISIS yang terlibat dalam pemenggalan, dikenal sebagai The Beatles, ke area aman. Mereka terburuk dari yang terburuk!" katanya.

Dua media besar AS, New York Times dan Washington Post, memberitakan dua orang itu dipindahkan dari penjara yang dikelola milisi Kurdi di utara Suriah.

Kicauan dari Trump muncul setelah AS mengumumkan penarikan pasukan dari Suriah, dan memberi jalan bagi Turki menyerang Kurdi.

Pada Rabu (9/10/2019), presiden 73 tahun itu menuturkan mereka sudah membawa sejumlah anggota ISIS yang dianggap paling berbahaya.

Kurdi yang menjadi sekutu AS dalam operasi menumpas ISIS, menjaga ribuan anggota maupun keluarga simpatisan ISIS di penjara hingga kamp pengungsian.

Tidak dijelaskan apakah mereka bakal melanjutkan penjagaan setelah Ankara melancarkan Operation Spring Peace ke wilayah perbatasan.

The Beatles mendapat julukan demikian karena aksen Inggris mereka yang kental. Selain Kotey dan Elsheikh, terdapat Mohammed Emwazi dan Aine Davis.

Emwazi, dikenal juga sebagai Jihadi John, diduga adalah sosok yang membunuh jurnalis AS, James Foley, pada 2014 silam.

Emwazi tewas dalam serangan udara AS pada 2015. Sementara Aine Davis diketahui dipenjara di Turki. Keempatnya menjadi radikal di Inggris.

New York Times melaporkan Kotey dan Elsheikh dibawa ke Virginia, di mana mereka bakal diadili setelah diumumkan sebagai teroris oleh Kementerian Luar Negeri AS.

Inggris melalui mantan Perdana Menteri Theresa May saat masih menjadi Menteri Dalam Negeri sempat meminta agar AS tak menjatuhkan hukuman mati.

Sejak lama, London hanya akan memberikan sejumlah bukti jika Negeri "Uncle Sam" memberi jaminan keduanya tak bakal dieksekusi.

Namun, kebijakan tersebut tidak terjadi saat Sajid Javid menjabat. Dia langsung mengirim pernyataan 600 saksi mata tanpa mendapat kepastian apakah keduanya tak dihukum mati.

Baca juga: Anggota ISIS The Beatles Sebut Bakal Ada Banyak Serangan di Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com