WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menekankan, terjun ke Timur Tengah adalah keputusan terburuk dalam sejarah negara.
Presiden 73 tahun itu menghadapi kritik bipartisan karena seolah memberikan lampu hijau bagi Turki untuk menggelar serangan ke Kurdi Suriah.
Baca juga: Jika Perang Pecah di Timur Tengah, Cadangan BBM Australia Bisa Habis dalam 3 Minggu
Pada Minggu (6/10/2019), Gedung Putih secara mengejutkan mengumumkan penarikan 50 sampai 100 "operator khusus" dari kawasan utara Suriah.
Dalam serangkaian kicauannya di Twitter, dia menuturkan AS sudah menghabisakn 8 triliun dollar AS, sekitar Rp 113.350 triliun, di Timur Tengah.
Diberitakan AFP Rabu (9/10/2019), Trump menyatakan ribuan tentara AS telah tewas atau mengalami luka parah selama berdinas.
"TERJUN KE TIMUR TENGAH MERUPAKAN KEPUTUSAN TERBAIK DALAM SEJARAH NEGARA INI. Kami berperang berdasarkan tuduhan yang tak terbukti," jelasnya.
....IN THE HISTORY OF OUR COUNTRY! We went to war under a false & now disproven premise, WEAPONS OF MASS DESTRUCTION. There were NONE! Now we are slowly & carefully bringing our great soldiers & military home. Our focus is on the BIG PICTURE! THE USA IS GREATER THAN EVER BEFORE!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 9, 2019
Dia menuturkan laporan terdapat senjata pemusnah massal tidak terbukti. Kini, fokus Trump adalah menarik pasukannya pulang.
"Fokus kami adalah ke GAMBARAN BESARNYA! AS SANGAT BESAR DARI SEBELUMNYA," cetus presiden berusia 73 tahun tersebut di Twitter.
Washington dilaporkan menempatkan 60.000 sampai 80.000 tentara di bawah Komando Sentral yang melingkupi area seperti Afghanistan, Irak, dan Suriah.
Buntut dari pengumuman itu, Kurdi yang menyokong Pasukan Demokratik Suriah (SDF) menyerukan mobilisasi massal menghadapi Turki.
Trump bersikukun bahwa dirinya tidak bermaksud untuk mengabaikan Kurdi, dengan mengatakan AS memberi bantuan senjata dan finansial.
Pada Rabu ini, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Turki memulai Operation Peace Spring untuk menghantam Kurdi di utara Suriah.
Baca juga: Trump Bantah Mengabaikan Kurdi Suriah di Tengah Rencana Operasi Militer Turki
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.