Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusak "Lennon Wall", Turis asal China Diusir dari Taiwan

Kompas.com - 09/10/2019, 18:06 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Otoritas Taiwan telah mengusir seorang turis asal China yang dituduh merusak sebuah tembok dukungan gerakan demonstrasi Hong Kong atau "Lennon Wall".

Para aktivis pro-demokrasi Hong Kong telah memasang poster, slogan, serta kertas catatan berwarna-warni ke sebuah dinding, yang kemudian disebut dengan istilah "Lennon Wall".

Tembok Lennon tersebut dapat ditemui hampir di seluruh penjuru Hong Kong. Tak hanya di Hong Kong, tembok dukungan itu juga dapat ditemui Taiwan, biasanya ada di kampus-kampus perguruan tinggi.

Adanya tembok tersebut menjadi bentuk dukungan Taiwan terhadap gerakan protes yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan telah mengguncang kota Hong Kong selama empat bulan terakhir.

Baca juga: Langgar Undang-Undang Anti-Topeng, 77 Orang Ditangkap Polisi Hong Kong

Namun bentuk-bentuk dukungan seperti Tembok Lennon itu telah menjadi incaran serangan dari kelompok pro-Beijing.

Salah satunya seorang turis asal China daratan, yang diidentifikasi sebagai Li Shaodong, yang kedapatan merobek poster-poster di Lennon Wall yang terdapat di kampus universitas di Taipei, pada Senin (7/10/2019).

Li pun kemudian dideportasi kembali ke China pada Selasa (8/10/2019) malam, setelah terlibat dalam "kegiatan kriminal" dengan merusak Tembok Lennon, demikian kata Badan Imigrasi Nasional Taiwan.

"Pemerintah kami tidak akan mentolerir perilaku ilegal yang merusak demokrasi dan kebebasan dengan niatan jahat," kata pihak imigrasi dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Pemimpin Hong Kong: Pemerintah Belum Berencana Buat Undang-Undang Darurat Lain

Tak hanya dideportasi, turis asal China itu juga dilarang untuk mengunjungi Taiwan selama lima tahun ke depan.

Ini diyakini menjadi deportasi pertama dari Taiwan yang berkaitan dengan gerakan protes Hong Kong.

Taiwan telah memerintah sendiri sejak berakhirnya perang saudara pada 1949, namun China masih memandang pulau itu sebagai wilayahnya dan berulang kali menjanjikan untuk kembali merebutnya, bahkan jika perlu dengan kekuatan.

Hubungan antara China dengan Taiwan semakin memburuk sejak terpilihnya Tsai Ing-wen sebagai presiden pada 2016 dan dengan tegas menyatakan bahwa pemerintahnya menolak mengakui sebagai bagian dari "Satu China".

Baca juga: Pemerintah Hong Kong Bisa Batasi Akses Internet untuk Kendalikan Demonstrasi

Tsai juga telah memperingatkan segala upaya "memprovokasi demokrasi dan supremasi hukum Taiwan" dan mengingatkan bahwa warga China daratan yang menyerang warga Taiwan atau merusak Lennon Walls akan dilarang masuk Taiwan.

Lebih jauh, Tsai berjanji untuk membantu warga Hong Kong menghadapi penuntutan atas keterlibatan dalam protes anti-pemerintah jika mencari perlindungan di Taiwan.

Pernyataan Tsai itu telah memicu kemarahan dari Beijing dan "menghentikan campur tangan" dalam urusan kota, yang diserahkan kembali ke Beijing oleh Inggris di 1997.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com