WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih melakukan boikot dengan menolak bekerja sama dalam upaya penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump.
Dalam surat yang dikirim kepada para pemimpin Demokrat, mereka menyebut investigasi itu "tak berdasar" dan "gagal secara konstitusional".
Dilaporkan BBC Rabu (9/10/2019), terdapat tiga komite DPR AS dari Demokrat yang memimpin penyelidikan pemakzulan terhadap Trump.
Baca juga: Narasi Pemakzulan Presiden Dinilai Terlalu Mengada-ada
Investigasi itu dimaksudkan mencari tahu apakah presiden 73 tahun itu sengaja menahan bantuan Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden.
Joe Biden adalah mantan Wakil Presiden AS yang diprediksi menjadi lawan terkuat Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2020 mendatang.
Surat boikot itu muncul beberapa jam setelah Duta Besar untuk Uni Eropa hadir dalam pemanggilan untuk memberi kesaksian penyelidikan.
Penasihat Gedung Putih Pat Cipollone mengirim surat delapan halaman kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan tiga ketua komite DPR.
Dia menuduh elite oposisi itu "melanggar keadilan dasar dan proses hukum yang diamantkan konstitusi", khususnya dengan menggelar investigasi.
Surat itu menuduh Demokrat mencoba mengubah hasil Pilpres 2016, dan menjadikan investigasi untuk melanggar serta tidak valid.
"Dalam rangka memenuhi tugas rakyat AS, Presiden Trump dan pemerintahannya tak bisa berpartisipasi dalam penyelidikan partisan dan inkonstitusional Anda," ulas surat Gedung Putih.
Sebagai tanggapan, Pelosi menyatakan surat itu "mempunyai arti yang salah", dan menuduh Trump berusaha membuat pelanggaran ada hal normal.
"Tuan Presiden, Anda tidak berada di atas hukum. Anda akan mempertanggungjawabkan perbuatan Anda," tegas Pelosi dalam jawabannya.
Sebelumnya pada pekan lalu, percakapan Duta Besar untuk Uni Eropa Gordon Sondland dengan diplomat AS lain dirilis pekan lalu.
Dalam kicauannya, Trump mengatakan Duta Besar Sondland hanya akan tampil dalam sidang dengar pendapat "kanguru".
I would love to send Ambassador Sondland, a really good man and great American, to testify, but unfortunately he would be testifying before a totally compromised kangaroo court, where Republican’s rights have been taken away, and true facts are not allowed out for the public....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 8, 2019
Baca juga: Muncul Informan Pelapor Kedua dalam Penyelidikan Pemakzulan Trump
Ketua Komite Intelijen DPR AS Adam Schiff, satu dari tiga komite yang menyelidiki Trump, menyebut Sondland punya surel dan pesan yang ada kaitannya dengan penyelidikan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.