Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Binatang Thailand Ungkap Penyebab Kematian Mendadak Panda Chuang Chuang

Kompas.com - 08/10/2019, 21:04 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Pihak kebun binatang Thailand akhirnya dapat mengungkapkan penyebab kematian mendadak seekor panda raksasa jantan bernama Chuang Chuang.

Kematian panda terkenal yang juga bintang di Kebun Binatang Chiang Mai pada 16 September lalu itu telah mengejutkan, baik warga Thailand maupun China, dari mana panda itu berasal.

Banyak yang kemudian mempertanyakan penyebab kematian Chuang Chuang, bahkan tidak sedikit yang kemudian menyalahkan pihak kebun binatang dan menuduhnya telah memperlakukan panda raksasa itu dengan tidak layak.

Namun setelah dilakukan proses otopsi, yang dibantu pakar dari China, penyebab kematian panda berusia 19 tahun itu pada akhirnya dapat terungkap.

Baca juga: Panda Mati di Kebun Binatang Thailand, China Kirim Ahli untuk Gelar Penyelidikan

Hasil otopsi yang diungkapkan, Selasa (8/10/2019), menunjukkan bahwa Chuang Chuang mengalami gagal jantung, yang menyebabkannya mati mendadak.

Kebun Binatang Chiang Mai mengatakan, hasil otopsi menunjukkan bahwa spekulasi bahwa Chuang Chuang mungkin telah mati karena pemberian makanan yang ceroboh, kelalaian atau bahkan akibat kekerasan, terbukti tidak berdasar.

"Otopsi dan analisis oleh para ahli dari China dan Thailand menunjukkan bahwa kesehatan gizi panda raksasa Chuang Chuang baik."

"Tidak ditemukan luka luar dan tidak ada benda asing ditemukan di tenggorokannya," kata kebun binatang Chiang Mai, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Meng Meng, Panda Betina di Kebun Binatang Jerman Lahirkan Anak Kembar

"Penyebab kematiannya dipastikan adalah gagal jantung, yang mengakibatkan kurangnya oksigen yang mengalir ke organ dalam dan berujung menyebabkan kematian," lanjut pernyataan itu.

Chuang Chuang merupakan panda yang dipinjamkan pemerintah China sebagai bagian dari "diplomasi panda" dan seharusnya dikembalikan pada 2023 mendatang.

Chuang Chuang didatangkan dari Chengdu, China barat daya bersama dengan seekor panda betina bernama Lin Hui yang menjadi pasangannya.

Pada 2009, Lin Hui akhirnya melahirkan bayi panda bernama Linping melalui inseminasi buatan dan mendorong dibuatnya tayangan langsung 24 jam yang disebut "Panda Channel".

Seekor panda dapat hidup antara 15 hingga 20 tahun di alam liar, namun dalam penangkaran, umur seekor panda bisa mencapai 30 tahun.

Baca juga: Presiden China Hadiahkan 2 Ekor Panda kepada Putin

Setelah kematian Chuang Chuang, pihak kebun binatang menegaskan bahwa pemerintah Thailand akan tetap membayar kompensasi yang tidak ditentukan ke Beijing sebagaimana diuraikan dalam perjanjian pinjaman asli.

Sementara panda betina, Li Hui, untuk sementara waktu akan tetap berada di kebun binatang Chiang Mai, meski ada kekhawatiran bahwa panda itu akan merasa kesepian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com