Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Perbatasan Papua Nugini Tolak Kehadiran Anggota Separatis Papua Merdeka

Kompas.com - 08/10/2019, 20:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

PORT MORESBY, KOMPAS.com - Warga Papua Nugini di perbatasan meminta aparat untuk memulangkan anggota separatis Papua Merdeka dari wilayah mereka.

Dalam wawancara dengan program radio ABC Pacific Beat, Ray Tanji berujar kehadiran mereka sudah menimbulkan masalah di perbatasan.

"Saya minta pemerintah Papua Nugini menyingkirkan anggota separatis Papua Merdeka, karena mereka lah yang menimbulkan masalah di perbatasan selama ini," tegasnya.

Baca juga: Suryanta Ginting Disebut sebagai Penghubung dengan Media Asing untuk Angkat Isu Papua Merdeka

Tanji merupakan tokoh masyarakat di Wutung, Vanimo, Provinsi Sepik Barat yang berbatasan langsung dengan distrik Skouw, Jayapura, Provinsi Papua, Indonesia.

Dia meminta otoritas setempat untuk menyelidiki kehadiran dan aktivitas elemen separatis Papua Merdeka demi menjaga keamanan warga setempat.

Dilansir ABC Indonesia Senin (7/10/2019), kehadiran kelompok separatis itu telah membuat masyarakat Papua Nugini di perbatasan menderita.

"Pemerintah Papua Nugini hanya perlu melakukan satu hal. Pulangkan mereka ke wilayahnya sendiri, yaitu ke Jayapura," tegas Tanji.

Warga Wutung sepakat mengajukan petisi kepada pemerintah PNG untuk merelokasi pengungsi Papua yang bermukim di Wutung maupun pesisir barat Vanimo.

Petisi tersebut, demikian keterangan warga, dimaksudkan untuk mengurangi risiko keamanan baik bagi pengungsi maupun masyarakat di perbatasan.

Komentarnya terjadi setelah pada 1 Oktober lalu, terjadi baku tembak antara TNI dengan elemen yang terkait gerakan separatis Papua Merdeka.

Akibat insiden tersebut, otoritas berwenang memutuskan menutup pintu perbatasan Indonesia dan Papua Nugini di Skouw-Wutung, distrik Muara Tami, Jayapura.

Dilaporkan Antara, penutupan itu dibenarkan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan RI-PNG dari Yonif 713/ST, Mayor Inf Dony Gredinand.

Dony mengatakan, bunyi tembakan terdengar pada pukul 06.00 WIT selama beberapa kali, menyebabkan kepanikan di kalangan warga perbatasan.

Terpisah, Komandan Polisi Provnsi Sepik Barat Moses Ibsagi menjelaskan bahwa pihaknya belum pernah mendengar adanya aktivitas kelompok separatis Papua Merdeka di wilayahnya.

"Hal ini baru saya dengar. Tim saya sudah ke sana dan menemukan bahwa kontak senjata itu terjadi di dalam wilayah Indonesia, bukan di wilayah Papua Nugini," kata Ibsagi.

Dia menuturkan untuk sementara, warga Papua Nugini yang ada di perbatasan diminta tidak menyeberang sampai situasi dinyatakan membaik.

Dalam situasi normal, setidaknya terdapat 100 warga Papua Nugini yang masuk ke Jayapura, dan mengalami peningkatan saat berdagang di Skou.

Baca juga: DPR Usul Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai Kelompok Teroris, Ini Kata Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com