Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Mahkota MBS, Sosok Kunci dalam Reformasi Arab Saudi

Kompas.com - 07/10/2019, 16:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Pada 25 April 2016, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menelurkan konsep bernama Visi Saudi 2030.

Secara garis besarnya, visi itu merupakan rencana Riyadh untuk mengurangi ketergantungan pada minyak, dan melakukan diversifikasi ekonomi.

Tujuannya adalah memperkuat kegiatan ekonomi dan investasi, meningkatkan perdagangan non-minyak, dan meningkatkan belanja militer atau pun manufaktur.

Baca juga: Arab Saudi Izinkan Pasangan Turis Asing Tak Menikah Menginap di Satu Kamar Hotel

Visi Arab Saudi 2030 dari Putra Mahkota MBS kemudian diterapkan dalam berbagai kebijakan. Yang terbaru adalah Riyadh izinkan pasangan turis yang tak menikah menginap di satu hotel.

Selain itu, sebelumnya terdapat reformasi yang dilakukan pangeran berusia 34 tahun itu. Seperti pada April 2018, Saudi punya bioskop sendiri.

Tak kalah krusialnya adalah ketika pertengahan 2018, negara kaya minyak itu mengizinkan perempuan untuk menyetir mobil sendiri.

Pengumuman itu membuat Sabika al-Dosari, seorang pembawa acara televisi setempat, mengemudikan sedannya hingga ke perbatsan Bahrain.

Air mata pun tak kuasa terbendung setelah Riyadh memutuskan mencabut larangan tersebut. "Saya merasa bebas seperti burung," ungkap Dosari.

Eman Alhussein, peneliti di European Council on Foreign Relations berkata reformasi itu membawa dampak dalam kehidupan Saudi.

"Satu hal yang jelas berubah dalam beberapa tahun terakhir adalah kehidupan sosial yang secara umum lebih nyaman," ujarnya dikutip Frontline di pbs.org 1 Oktober lalu.

Alhussein menjelaskan, selama ini publik Saudi harus mempertahankan dua gaya hidup. Satu di rumah, di mana dia bisa bersikap normal dan melakukan apa yang mereka suka.

Kemudian satu lagi ketika berada di depan publik. "Kini, terdapat atmosfer yang lebih relaks di kota besar seperti Riyadh dan Jeddah.

Dalam konferensi investasi 2017, MBS menyebut reformasi yang dia lakukan merupakan bentuk "keterbukaan" yang dilakukan oleh masa lalu.

"Kami hanya kembali pada apa yang kami ikuti. Yakni Islam moderat yang terbuka bagi dunia dan semua agama," jelas Pangeran MBS.

Baca juga: Ini 7 Hal Bukti Kerajaan Arab Saudi yang Mulai Terbuka

Dalam wawancara dengan The Guardian di waktu yang hampir sama, dia menyalahkan sikap ultrakonservatif Saudi terhadap rival regionalnya, Iran.

"Apa yang terjadi dalam 30 tahun terakhir bukanlah Arab Saudi. Kini waktunya untuk menyingkirkannya," terang Putra Mahkota MBS.

Pada Agustus ini, Saudi mengumumkan adanya perubahan dalam sistem perwalian. Campuran antara hukum dan adat istiadat di mana perempuan dilarang melakukan hal tertentu tanpa izin dari penjaga pria.

Perubahan itu antara lain perempuan bisa menjadi wali bagi anak mereka, maupun memberi perlindungan saat berada di tempat kerja.

"Menurut saya, ini adalah batu pijakan yang besar. Apa yang pemerintah lakukan adalah saat ini, mereka tidak memaksakan sistem patriarki ini," papar Alhussein.

Baca juga: Sudah Ada Visa Turis, Ini 6 Spot Wisata Menarik di Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com