Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Anti-Pemerintah Pukul Seorang Pekerja Kantor China di Hong Kong

Kompas.com - 07/10/2019, 12:17 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Insiden pemukulan terhadap seorang pekerja kantor China di Hong Kong oleh demonstran anti-pemerintah memicu kemarahan di China daratan.

Kejadian yang terekam kamera wartawan dan juga para pengunjuk rasa itu menunjukkan seorang pria berkemeja putih yang dipukul berulang kali oleh seorang pengunjuk rasa saat ada di luar pintu masuk gedung kantor.

Insiden itu terjadi saat aksi unjuk rasa di distrik komersial Hong Kong, pada Jumat (4/10/2019) pekan lalu. Video rekaman kejadian itu telah tersebar di dunia maya.

Dilaporkan Bloomberg News, pria yang menjadi korban pemukulan diketahui bekerja untuk bank Amerika, yang mengatakan pihaknya meningkatkan keamanan di luar kantor dalam sebuah memo internal kepada para staf.

Baca juga: Di Demonstrasi Hong Kong, Inilah Sosok Malaikat Pelindung Demonstran dan Polisi

Tidak jelas awal mula terjadinya perselisihan antara pekerja China itu dengan demonstran Hong Kong hingga akhirnya terjadi pemukulan.

Di awal rekaman menampilkan seorang pekerja China yang berbicara dalam bahasa Mandarin dengan dikelilingi orang-orang yang merekam dan memfoto dirinya.

Dari kerumunan massa di dekatnya terdengar teriakan "Kembalilah ke daratan" atau "Pulanglah", yang ditujukan kepada pekerja pria tersebut.

Pria itu kemudian berjalan menuju gedung kantornya dan di depan gedung dia berbalik dan meneriakkan, "Kita semua orang China".

Sesaat kemudian, dari arah kerumunan massa seorang pria yang mengenakan penutup wajah mulai memukulinya beberapa kali hingga kacamatanya terlepas.

Rekaman video itu menjadi viral di media sosial Weibo di China, meski biasanya berita soal Hong Kong disensor dengan sangat ketat.

Baca juga: Remaja Demonstran Hong Kong yang Ditembak Polisi Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

Video itu pun memicu kemarahan warga China daratan terhadap warga Hong Kong, yang terlihat dari komentar yang ditulis warganet China atas video tersebut.

"Hanya karena dia berbicara dengan bahasa Mandarin dan berpikir 'kita semua adalah orang China', mengapa dia harus dipukuli hingga kacamatanya terlepas?" tulis salah satu komentar dengan nama Aubrey.

"Anda harus menarik akar (dari Hong Kong) dan tidak melewatkan apa pun. Mereka telah cukup mendapat toleransi," tulis komentar lainnya.

Media pemerintah China biasanya fokus pada ekses terburuk dari kekerasan saat mengecilkan atau menghalangi kemarahan publik yang populer di Hong Kong terhadap Beijing.

Pihak berwenang juga sering menghapus video yang viral di media sosial yang menunjukkan simpati terhadap aksi protes, namun lebih membiarkan rekaman yang kurang memperlihatkan gerakan pro-demokrasi.

Baca juga: Bocah 14 Tahun Ditembak di Kaki dalam Demonstrasi Hong Kong

Hong Kong telah jatuh dalam krisis politik terburuk sejak diserahkan kembali ke pemerintahan China oleh Inggris, pada 1997.

Aksi unjuk rasa dengan massa turun ke jalan pertama terjadi pada bulan Juni, yang menentang RUU Ekstradisi. Namun gerakan yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan itu kini berubah menjadi lebih luas dengan menuntut reformasi demokrasi di Hong Kong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com