WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyerang mantan wakil presiden AS Joe Biden dan menyarankannya untuk "menyerah" dari pencalonan.
Melalui serangkaian twitnya pada Minggu (6/9/2019) malam, Trump menuduh Joe Biden dan keluarganya telah korup.
Trump mengajukan tuduhan yang menyudutkan bahwa Biden telah melindungi putranya, Hunter, dari ancaman tudingan transaksi korupsi di Ukraina.
Presiden berusia 74 tahun itu juga menuduh Hunter telah melakukan kesepakatan yang mencurigakan bernilai miliaran dollar AS di China.
Baca juga: Kampanye Trump di Pilpres AS 2020 Terancam Direcoki Hacker Iran
"Berdasarkan semua uang yang dia dan keluarganya mungkin dapatkan dengan jalan memeras, Joe sebaiknya menyerah," kata Trump di Twitter.
....And by the way, I would LOVE running against 1% Joe Biden - I just don’t think it’s going to happen. Sleepy Joe won’t get to the starting gate, & based on all of the money he & his family probably “extorted,” Joe should hang it up. I wouldn’t want him dealing with China & U!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 6 Oktober 2019
Trump belakangan mulai gencar menyerang kandidat calon presiden dari Partai Demokrat itu yang berpeluang bakal menjadi lawannya dalam pemilihan presiden 2020.
Hal itu mendorong Trump harus berhadapan dengan penyelidikan untuk pemakzulan dirinya, setelah Partai Demokrat menuduh Trump telah menyalahgunakan jabatannya sebagai presiden untuk menekan Ukraina guna menyelidiki rival politiknya itu.
Atas tuduhan itu, Trump sebelumnya telah secara terang-terangan mengakui bahwa dirinya meminta Ukraina dan China untuk menggelar penyelidikan terhadap Biden. Trump pun menegaskan bahwa dirinya memiliki hak untuk itu.
Baca juga: Minta Bantuan Negara Lain Selidiki Joe Biden, Trump: Saya Punya Hak
"Sebagai presiden AS, saya mempunyai, atau mungkin tugas, untuk menginvestigasi, dan diinvestigasi, soal korupsi," tegas Trump di Twitter.
"Dan (hak) itu termasuk di antaranya adalah meminta, atau menyarankan negara lain membantu kami!" lanjut presiden dari Partai Republik itu.
Dalam twitnya, Trump menyatakan dia tidak melakukan hal itu sebagai bagian dari kampanyenya, melainkan karena korupsi yang tengah terjadi dalam skala besar.
Menanggapi "serangan" yang dilancarkan Trump, Joe Biden, dalam sebuah artikel di The Washington Post, mengatakan bahwa Trump dengan panik telah mendorong kebohongan, membantah teori konspirasi dan menfitnah keluarganya.
"Tak diragukan lagi bahwa Trump berharap untuk merusak pencalonan saya," ujar Biden.
Baca juga: Joe Biden: Trump Takut Saya Kalahkan dalam Pilpres AS 2020
"Tetapi hal itu tidak akan berhasil, karena rakyat Amerika mengenal saya, dan mereka mengenalnya," tulis wakil presiden AS era 2009-2017 itu.
"Saya akan menempatkan integritas seluruh karier saya dalam pelayanan publik di negara ini dan melawan kekurangan integritas Trump kapan saja," lanjutnya.
Biden menutup tulisannya di surat kabar itu dengan berpesan kepada Trump.
"Ketahuilah bahwa saya tidak akan pergi ke mana-mana. Anda tidak akan menghancurkan saya, dan Anda tidak akan menghancurkan keluarga saya."
"Dan pada November 2020, saya bermaksud untuk mengalahkan Anda," tulis Biden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.