Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Demonstrasi Hong Kong, Inilah Sosok "Malaikat Pelindung" Demonstran dan Polisi

Kompas.com - 05/10/2019, 18:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Protect the Children merupakan satu dari sekelompok relawan yang mengawasi pendemo sejak aksi protes dimulai pada Juni lalu.

Anggotanya yang terdiri dari sopir hingga ibu rumah tangga dibekali dengan helm, masker gas, dan google yang disebut Chan sebagai "tiga harta berharga".

Mereka mempunyai pusat komando, dan mengerahkan pasukan "rambut perak" ke berbagai lokasi bentrokan menggunakan kendaraan yang ada.

Selama menjalankan aksinya, mereka ditemani dengan pemuka agama atau pekerja sosial. "Kami harap ketika kami muncul, mereka bakal mereda," kata Chan.

Kelompok itu mempunyai unit pendukung emosional, dan jika diperlukan, mereka siap untuk memulangkan demonstran yang masih muda.

Selama masa tenang, mereka akan berkeliling dan menyerukan supaya demonstran atau pun pengguna jalan untuk segera menjauh dari rute yang dijaga polisi.

Lama kelamaan, polisi mulai melihat kelompok tersebut sebagai gangguan. Tak jarak aparat setempat berteriak bahwa Protect the Children malah menghancurkan anak-anak.

Baca juga: Remaja Demonstran Hong Kong yang Ditembak Polisi Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

Chan mengatakan, pada Juli hingga Agustus, dia melihat sikap polisi berubah, di mana mereka sering dikecam karena mengganggu tugas penegak hukum.

Bahkan, polisi mengancam bakal menangkap mereka. Juru bicara kepolisian menolak mengomentari grup tersebut, maupun potensi hukum yang bakal mereka hadapi.

September lalu, polisi menuai kecaman setelah muncul video yang memperlihatkan ada anggota mereka yang menendang relawan Protect the Children.

Polisi mengklaim mereka menendang "obyek kuning", dan mengaku videonya adalah rekayasa. Bahkan mereka mengaku si relawan yang duluan menyerang, meski tak bisa dibuktikan.

Pendeta Roy Chan selaku penggagas relawan memaparkan, Protect the Children merupakan kelompok untuk menyebarkan cinta bagi dua kubu.

Baca juga: Pemimpin Hong Kong Mengaku Belum Tahu Seruan Mahathir Supaya Dia Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com