Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hacker" Iran Diklaim Targetkan Kampanye Trump dalam Pilpres AS 2020

Kompas.com - 05/10/2019, 10:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Peretas (hacker) Iran dilaporkan melakukan serangan siber jelang perhelatan Pilpres AS pada 2020 mendatang.

Dalam keterangan resminya, Microsoft membeberkan peretas Iran, kemungkinan didukung pemerintahnya, melakukan setidaknya 2.700 upaya.

Mereka mengidentifikasi surel dari pejabat, jurnalis yang meliput politik, hingga tim kampanye, baik mantan maupun yang masih aktif.

Baca juga: Minta Bantuan Negara Lain Selidiki Joe Biden, Trump: Saya Punya Hak

Meski tak menyebut identitas tim kampanye yang disasar, dua sumber mengungkapkan hacker Iran itu menargetkan Trump, dikutip New York Times Jumat (4/10/2019).

Selain Teheran, peretas dari Rusia dan Korea Utara (Korut) dikabarkan juga menyasar organisasi yang bekerja sama dengan kandidat presiden di Pilpres AS 2020.

"Kami sudah melihat serangan siber di sejumlah kampanye, dan yakin volume serta intensitasnya bakal meningkat hingga pemilu," ujar Oren Falkowitz, Chief Executive Cybersecurity Company Area 1.

Laporan Microsoft mengindikasikan serangan siber dan upaya merusak kampanye atas kandidat presiden bakal meningkat di 2020.

Pada Pilpres AS 2016, hacker Rusia menginfiltrasi jaringan komputer baik Partai Demokrat maupun Republiik.

Kemudian secara selektif, mereka menyebarkan surel Demokrat, termasuk milik ketua kampanye Hillary Clinton, John D Podesta, demi mencederai reputasi Hillary.

Microstof menyatakan serangan itu terjadi pada periode 30 hari antara Agustus hingga September lalu, atau hari ketika Trump menjatuhkan sanksi tambahan ke Iran.

Pemerintah Iran meradang dan mengatakan bahwa sanksi yang ditujukan untuk menghantam sektor perminyakan, membuat ekonomi mereka berada di level resesi.

Terbaru, Washington mempertimbangkan melakukan serangan siber ke Iran sebagai balasan atas serangan fasilitas minyak Arab Saudi, Aramco, padapertengahan September lalu.

Dalam penjelasan Microsoft, diketahui hacker Iran itu sudah terlibat dalam kampanye besar melawan AS.

Mereka menuturkan, peretas itu sudah mencoba menyerang 241 akun menggunakan cara yang cukup canggih. Seperti menggunakan informasi tentang calon korban guna menemukan kata sandi.

Baca juga: Hacker Bisa Menyusup ke WhatsApp lewat Kiriman Gambar

Meski tak membeberkan apa yang diserang, dalam bukti yang terkumpul disebutkan peretas mencoba mengorek kotak masuk surel korban. Namun dalam empat kasus, tidak ada yang berhubungan dengan tim kampanye.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com