Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Nilai Pemimpin Hong Kong Harus Mundur Buntut Demonstrasi yang Terjadi

Kompas.com - 04/10/2019, 17:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menilai Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, harus mundur buntut demonstrasi yang terjadi.

Dia menjawab dari Ketua Asosiasi Bar Hong Kong Philip Dykes dalam sesi tanya jawab ketika hadir dalam sebuah konferensi hukum.

"Faktanya adalah dia (Carrie Lam) berada dalam dilema. Di satu sisi, dia harus mematuhi tuannya. Namun di sisi lain, dia menuruti kesadarannya," ujar Mahathir.

Baca juga: Akhirnya, Pemimpin Hong Kong Umumkan Larangan Pemakaian Masker Wajah bagi Demonstran

Dilansir SCMP Jumat (4/10/2019), PM berjuluk Dr M itu kemudian mengomparasikannya dengan tragedi Lapangan Tiananmen di China daratan 1989 silam.

"Dia tahu konsekuensi dari menolak (RUU Esktradisi). Itu terjadi di China, dalam insiden Tiananmen," ulas PM dari koalisi Pakatan Harapan itu.

Mahathir menerangkan, saat itu para demonstran yang melakukan aksi juga mempunyai kerabat militer di kawasan tersebut.

Jadi menurut Mahathir, Beijing pun mendatangkan pasukan dari daerah lain, dan memberikan penumpasan yang kemudian berujung pada tragedi.

"Saya pikir pada akhirnya, ini yang mungkin dilakukan China. Namun bagi pemerintah (Lam), saya pikir solusi terbaik adalah dia mundur," paparnya.

Komentar politisi veteran itu terjadi setelah dia juga menyatakan terbatasnya pemerintah Hong Kong karena prinsip "satu negara, dua sistem".

Kepada media Jepang NHK, Mahathir mengatakan dia tidak berpikir prinsip seperti itu bakal bertahan, dan memprediksi Hong Kong akan menggunakan satu sistem.

Selain itu, PM yang juga pernah menjabat pada periode 1981 sampai 2003 tersebut yakin China "membawa pasukan dari daratan utama" untuk menangani situasi di Hong Kong.

"Jika desakan kemerdekaan makin deras, jika pemerintah setempat tak bisa menanganinya, saya kira China tak akan menoleransinya," jelas Mahathir.

Andrew Kam Jia Yi, profesor ekonomi di Universitas Nasional Malaysia memaparkan, Mahathir nampaknya bermain sebagai "polisi baik" untuk membantu Hong Kong dari "amukan China".

Menurut Kam, sang PM berusaha "menenangkan" Beijing, dan hanya mengutarakan pikirannya berdasarkan pengalamannya.

Baca juga: Mahathir Mengeluh AS Paksa Negara Lain Tak Berbisnis dengan Iran

Sementara Direktur Studi China di Universitas Malaya Ngeow Chow Bing berkata, dia sebenarnya cukup "terkejut" dengan perkataan Dr M.

Namun, Ngeow menjelaskan bahwa Mahathir mempunyai rekam jejak mengarungi isu kontroversial secara elegan, terutama jika menyangkut China.

Sementara Wong Chin Huat, ilmuwan politik di think tank Penang Institute berujar Mahathir sudah mencapai level baru baik sebagai demokrat maupun pragmatis.

Di satu sisi, dengan menyerukan Carrie Lam untuk mundur, Mahathir nampaknya berpihak kepada demonstran Hong Kong.

Namun dengan memperingatkan tragedi Tiananmen bisa terulang, Mahathir seolah meminta pendemo untuk mengedepankan konsesi daripada terus melakukan aksi.

Baca juga: Demonstran Hong Kong yang Ditembak Dituntut karena Menyerang Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com