RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Sekitar 20 petugas kepolisian Brasil mendatangi sebuah rumah sakit di Rio de Janeiro setelah seorang gadis berusia 8 tahun dilaporkan tewas akibat terkena peluru nyasar saat operasi polisi.
Agatha Felix (8) dilarikan ke rumah sakit setelah dilaporkan terkena peluru yang ditembakkan petugas polisi saat melakukan operasi di distrik Alemao, kawasan miskin di Rio de Janeiro.
Namun dokter tak berhasil menyelamatkan nyawa Agatha, yang kemudian meninggal di rumah sakit.
Beberapa jam setelah insiden pada Sabtu dini hari, tanggal 21 September lalu, sekitar 20 petugas polisi mendatangi rumah sakit dan melakukan penyisiran.
Baca juga: Kebakaran Rumah Sakit di Brasil, Setidaknya 10 Orang Tewas
Mereka mencari dokter yang menangani Agatha dan bermaksud meminta dokter untuk menyerahkan peluru yang menewaskan gadis berusia 8 tahun itu.
Menurut saksi mata di lokasi insiden, gadis itu tertembak saat terjadi penggerebekan polisi. Diduga seorang petugas polisi tak sengaja menembak gadis kecil itu saat sedang membidik seorang pengendara motor.
Diberitakan majalah lokal, Veja, dokter yang menangani Agatha menolak permintaan polisi untuk menyerahkan barang bukti peluru yang menewaskan gadis itu. Dokter itu kini khawatir akan aksi pembalasan dari aparat polisi.
Baca juga: Giliran Menteri Brasil Hina Ibu Negara Perancis Sungguh Jelek
Sementara itu, dilansir Reuters, dari pihak polisi militer kota Rio mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa adalah normal bagi para petugas untuk berada di rumah sakit setelah insiden penembakan.
Namun polisi menambahkan bahwa "kemungkinan pelanggaran" oleh petugas di unit yang terlibat sedang diselidiki secara internal dan sebagai bagian dari penyelidikan polisi sipil yang lebih luas terhadap kasus ini.
Pihak polisi sipil Rio, yang bertanggung jawab dalam penyelidikan, mengatakan bahwa tidak ada catatan terkait operasi penggerebekan itu.
Kematian Agatha, anak kelima yang disebut tewas di tangan penegak hukum sepanjang tahun ini, memicu kemarahan warga Rio, di mana kekerasan polisi semakin meningkat dan menjadi masalah di kota itu.
Baca juga: Kerusuhan di Penjara Altamira Brasil, 16 Napi Dipenggal
Antara Januari hingga Agustus 2019, kepolisian Rio tercatat telah menembak mati 1.249 orang, hampir seperlima lebih banyak dibandingkan setahun yang lalu.
Angka tersebut setara dengan kematian 5 orang per hari, lebih banyak untuk periode ini daripada sejak negara mulai menyimpan basis data pada tahun 2003.
Para kritikus menuduh Presiden Jair Bolsonaro dan Gubernur Rio Wilson Witzel, bertanggung jawab setelah keduanya menganjurkan polisi mengambil tindakan yang lebih keras terhadap para penjahat.
Keduanya dianggap telah mendorong dan memberanikan polisi untuk menembak atau membunuh tersangka kriminal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.