HONG KONG, KOMPAS.com - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam akhirnya mengumumkan larangan bagi demonstran untuk menggunakan masker wajah.
Hadir dalam konferensi pers sekitar pukul 15.00 waktu setempat, Lam membuka pidatonya dengan menyebut dalam empat bulan terakhir, terjadi hampir 400 demonstrasi.
Dilaporkan SCMP Jumat (4/10/2019), dia menjelaskan terdapat 1.100 korban luka, dengan 300 di antaranya merupakan polisi.
Baca juga: Demonstran Hong Kong yang Ditembak Dituntut karena Menyerang Polisi
Pemimpin Hong Kong berusia 62 tahun itu menyebut aksi protes makin menjadi dengan kerusakan yang ditimbulkan demonstran garis keras makin terorganisir.
"Sementara warga dan perusahaan di Hong Kong khawatir, dan orang-orang terus menanyakan kapankah situasi bakal kondusif," katanya.
Karena itu, dia menegaskan tidak menoleransi eskalasi unjuk rasa, dan mempertimbangkan peraturan untuk memadamkannya.
"Pagi ini, saya menggelar pertemuan khusus dan memutuskan menerapkan Aturan Larangan Pemakaian Penutup Wajah," tegasnya.
Dia menyatakan aturan tersebut bakal berlaku secara otomatis pada Jumat tengah malam waktu setempat. Namun, dia menegaskan Hong Kong belum berada dalam status darurat.
Kepala eksekutif sejak 2017 itu menjelaskan, dasar dari penerapan aturan itu adalah banyak demonstran yang menyembunyikan identitas mereka demi menghindari konsekuensi hukum.
"Kami berharap hukum bakal memberikan efek jera. Keputusan ini tidak mudah. Namun begitu penting. Saya ingin menekankan Hong Kong tidak berada dalam keadaan darurat," tegasnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan