Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Bantuan Negara Lain Selidiki Joe Biden, Trump: Saya Punya Hak

Kompas.com - 04/10/2019, 15:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Twitter

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menegaskan, dia punya hak terkait permintaan kepada negara lain untuk menyelidiki calon penantangnya, Joe Biden.

Sejak akhir September, posisi Trump disorot setelah Demokrat menggulirkan penyelidikan pemakzulan terhadap dirinya.

Sebabnya adalah percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli, di mana Trump meminta Zelensky menyelidiki putra Biden, Hunter.

Baca juga: Terang-terangan Minta China Selidiki Joe Biden, Trump Dinilai Langgar Sumpah Jabatan

Joe Biden yang merupakan mantan Wakil Presiden periode 2009-2017, dan merupakan calon penantang terkuat Trump dalam Pilpres AS 2020 mendatang.

"Sebagai presiden AS, saya mempunyai, atau mungkin tugas, untuk menginvestigasi, dan diinvestigasi, soal KORUPSI," tegas Trump dalam kicauannya di Twitter.

"Dan (hak) itu termasuk di antaranya adalah meminta, atau menyarankan negara lain membantu kami!" tegas presiden dari Partai Republik itu.

Dalam lanjutan kicauannya, Trump menyatakan dia tidak melakukannya karena kampanye. Melainkan korupsi yang tengah terjadi dalam skala besar.

Hunter Biden duduk sebagai direksi perusahaan gas bernama Burisma, ketika ayahnya menjabat sebagai wakil Presiden Barack Obama.

Selain dengan Ukraina, Trump juga terang-terangan meminta China supaya menggelar penyelidikan atas mantan Senator Delaware tersebut.

Presiden berusia 73 tahun itu mengatakan, pemerintah China perlu untuk menyoroti sebuah pendanaan privat di mana Hunter Biden terlibat.

"China seharusnya menggelar investigasi atas Joe Biden. Sebabnya, apa yang terjadi di China sama buruknya dengan yang terjadi di Ukraina," terangnya.

Pernyataan sang presiden mendapat tanggapan dari Ketua Komite Intelijen DPR AS Adam Schiff yang memimpin penyelidikan pemakzulan.

"Presiden AS mendorong asing untuk ikut campur lagi dalam pilpres dengan menyelidiki saingannya jelas pelanggaran sumpah jabatan presiden," tegas Schiff.

Dia menerangkan, komentar Trump itu tak hanya membahatyakan Pilpres AS. Namun juga keamanan nasional juga dipertaruhkan.

"Tentunya apa yang dikatakannya bakal dikecam baik oleh Demokrat maupun Partai Republik. Dia pikir bisa berbuat semaunya tanpa diproses," lanjutnya.

Baca juga: Trump Buka-bukaan Ingin agar Ukraina dan China Selidiki Joe Biden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Twitter
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com