WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Oposisi mengkritik Presiden AS Donald Trump sudah melanggar sumpah jabatan ketika terang-terangan meminta China menyelidiki Joe Biden.
Trump mengatakan, dia berpikir Beijing seharusnya Biden dan putranya, Hunter, menyelidiki pendanaan privat di sana.
Namun, dia melanjutkan belum meminta pemerintah China untuk menggelar pemeriksaan atas calon pesaing kuatnya di Pilpres AS 2020 itu.
Baca juga: Trump Buka-bukaan Ingin agar Ukraina dan China Selidiki Joe Biden
Komentar Trump itu "sama" dengan Ukraina, yang berujung kepada pengumuman penyelidikan pemakzulan dari Partai Demokrat.
"China seharusnya menggelar investigasi atas Joe Biden," ujar Trump kepada Gedung Putih dikutip Sky News Kamis (3/10/2019).
"Sebabnya, apa yang terjadi di China sama buruknya dengan yang terjadi di Ukraina," lanjut presiden 73 tahun itu.
Pernyataan sang presiden mendapat tanggapan dari Ketua Komite Intelijen DPR AS Adam Schiff yang memimpin penyelidikan pemakzulan.
"Presiden AS mendorong asing untuk ikut campur lagi dalam pilpres dengan menyelidiki saingannya jelas pelanggaran sumpah jabatan presiden," tegas Schiff.
Dia menerangkan, komentar Trump itu tak hanya membahatyakan Pilpres AS. Namun juga keamanan nasional juga dipertaruhkan.
"Tentunya apa yang dikatakannya bakal dikecam baik oleh Demokrat maupun Partai Republik. Dia pikir bisa berbuat semaunya tanpa diproses," lanjutnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.