Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Tidak Ada Bukti Iran Bertanggung Jawab dalam Serangan di Arab Saudi

Kompas.com - 03/10/2019, 19:57 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali membuat pernyataan yang membela sekutunya, Iran.

Putin mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Teheran bertanggung jawab atas serangan terhadap infrastruktur minyak di Arab Saudi bulan lalu.

Pernyataan itu jelas berseberangan dengan Amerika Serikat, Arab Saudi, yang mengaku memiliki bukti dan telah menuding Iran sebagai pihak di balik serangan yang menyebabkan penurunan produksi minyak Saudi itu.

Tuduhan kepada Iran juga sempat disampaikan tiga pemimpin negara besar Eropa, yakni Inggris, Perancis, dan Jerman, dalam sebuah pernyataan bersama.

Baca juga: Ditanya Apa Rusia Bakal Intervensi Pilpres AS 2020, Putin: Jangan Bilang Siapa Pun, Kami Akan Melakukannya

"Kami mengecam (serangan) tersebut, tetapi kami menentang pengalihan kesalahan kepada Iran karena tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu," ujar Putin, dikutip Reuters.

Putin mengatakan bahwa Presiden Iran Hassan Rouhani secara pribadi menyampaikan kepadanya bahwa Teheran tidak ada hubungannya dengan serangan itu, membantah tudingan AS dan negara-negara sekutunya itu.

Putin juga mengatakan bahwa AS maupun Arab Saudi belum memberikan bukti apa pun yang mengarah pada peran Iran dalam serangan.

Arab Saudi dan Iran telah jatuh dalam perselisihan selama berpuluh-puluh tahun untuk memperebutkan dominasi di wilayah Timur Tengah dan mendukung pihak-pihak yang negara yang bertikai, termasuk Yaman, yang telah berada di ambang kehancuran.

Baca juga: Jika Perang dengan Iran, Ini Dampaknya Menurut Putra Mahkota Saudi

Ketegangan yang terjadi telah kian meningkat dalam beberapa bulan terakhir, khususnya setelah serangan yang menghancurkan fasilitas minyak milik Aramco di Arab Saudi pada awal bulan ini.

Kelompok pemberontak Yaman, Houthi, telah mengklaim serangan tersebut, dan menyebutnya sebagai balasan atas campur tangan Arab Saudi dalam perang di negaranya sejak 2015.

Namun Riyadh dan sekutunya, Amerika Serikat, serta sejumlah pemimpin negara besar Eropa, menolak klaim Houthi dan menuding Teheran sebagai pihak yang ada di balik serangan.

Iran telah membantah tuduhan tersebut, meski Arab Saudi dan AS mengaku telah memiliki bukti dan telah memulai penyelidikan terhadap serangan itu.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa Riyadh sedang memanfaatkan situasi ketegangan yang terjadi untuk membuka jalan bagi masuknya pasukan asing ke wilayah Teluk.

Baca juga: Menlu Iran kepada Arab Saudi: Keamanan Tidak Bisa Dibeli

AS mengatakan telah menyiagakan pasukan tambahan untuk ditempatkan di Arab Saudi setelah mendapat permintaan dari kerajaan tersebut.

Pasukan yang disiapkan meliputi 200 tentara, sistem peluncur rudal Patriot, serta sistem pertahanan rudal THAAD.

Sementara Zarif mengatakan bahw solusi untuk mewujudkan perdamaian di wilayah itu adalah dengan mengakhiri perang di Yaman.

"Ketegangan di kawasan itu akan berakhir dan itu akan menghentikan wibawa Arab Saudi menjadi semakin rusak," katanya.

Puluhan ribu orang, kebanyakan merupakan warga sipil, telah menjadi korban tewas dalam Perang Yaman, sejak Arab Saudi dan sekutunya melakukan intervensi pada Maret 2015.

Pertempuran juga telah menggusur jutaan orang dan menyebabkan lebih dari dua pertiga penduduknya membutuhkan bantuan.

Baca juga: 3 Negara Ini Sepakat Iran Berada di Balik Serangan ke Fasilitas Minyak Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com