WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump memberikan kecaman terkerasnya menyikapi proses pemakzulan terhadap dirinya oleh oposisi Partai Demokrat.
Komentarnya muncul sehari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo berupaya menahan lima stafnya, baik aktif atau mantan, untuk bersaksi di hadapan Kongres.
Baca juga: Menlu AS: Partai Demokrat Lakukan Intimidasi dalam Penyelidikan Pemakzulan Trump
"Setelah saya mempelajarinya, saya berkesimpulan ini bukanlah pemakzulan. Ini adalah KUDETA," ujar Trump di Twitter dikutip AFP Rabu (2/10/2019).
Presiden 73 tahun itu menuduh Demokrat berusaha merenggut suara rakyat, amendemen kedua soal kebebasan membawa senjata, hingga tembok perbatasan.
Sementara Pompeo menuding tiga pimpinan komite DPR AS yang memimpin penyelidikan telah melakukan perisakan dan memperlakukan pegawainya tidak baik.
As I learn more and more each day, I am coming to the conclusion that what is taking place is not an impeachment, it is a COUP, intended to take away the Power of the....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 1, 2019
Tetapi oposisi balik menuduh Pompeo berusaha menghalangi upaya mereka mengorek keterangan mengenai dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Trump.
Demokrat mengumumkan penyelidikan pemakzulan setelah muncul laporan dari internal intelijen AS soal percakapan telepon Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Dalam perbincangan bertanggal 25 Juli itu, Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki putra Joe Biden, kandidat pesaingnya di Pilpres 2020.
Trump juga melancarkan serangan kepada Adam Schiff, politisi Demokrat yang menjabat sebagai Ketua Komite Intelijen DPR AS.
Schiff adalah salah satu yang memimpin penyelidikan terhadapnya. Trump menginginkan supaya Schiff juga ikut ditangkap atas dugaan pengkhianatan.
Presiden berusia 73 tahun itu beralasan Schiff sudah membuat pernyataan mengerikan seolah datang dari mulutnya sendiri.
"Sama sekali tidak ada hubungan dengan apa yang saya katakan di telepon. Tangkap atas tindak pengkhianatan?" tulis Trump dalam twitnya, Senin (30/9/2019).
Sementara pengacara Trump, Rudy Giuliani, menyatakan dia tidak akan memenuhi panggilan Kongres untuk bersaksi melawan Trump.
Beberapa bulan terakhir, Giuliani menghubungi Ukraina supaya mereka bersedia menginvestigasi putra Biden, Hunter, yang tersandung masalah hukum.
Baca juga: Hendak Dimakzulkan, Trump Ingin Anggota DPR AS Ini Ditangkap karena Pengkhianatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.