Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Berlalu, Kasus Pembunuhan Khashoggi Masih Diselimuti Misteri

Kompas.com - 02/10/2019, 07:06 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Tepat satu tahun lalu, pada 2 Oktober 2018, dunia dikejutkan dengan kasus dugaan pembunuhan seorang jurnalis berkebangsaan Arab Saudi, Jamal Khashoggi.

Khashoggi, yang dikenal sebagai pengkritik kerajaan Saudi, diduga "dihabisi" di dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, di mana dia terakhir kali terlihat.

Sempat disangkal oleh pemerintah, namun kerajaan Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi telah dibunuh walau hingga kini jasadnya tidak pernah ditemukan.

Berbagai spekulasi pun muncul tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Khashoggi. Banyak teori yang beredar dengan bukti masing-masing, namun tidak banyak yang kemudian bisa dikonfirmasi.

Baca juga: 5 Fakta Jamal Khashoggi, Jurnalis Arab Saudi yang Hilang di Turki...

Yang masih diliputi misteri hingga satu tahun berlalu termasuk siapa dalang di balik kasus pembunuhan yang diduga sarat dengan muatan politik ini.

Memperingati satu tahun berlalunya kasus pembunuhan Khashoggi, berikut ini ringkasan perkembangan yang terjadi:

Tak Pernah Keluar dari Konsulat

Jamal Khashoggi terakhir kali terlihat saat memasuki gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

Kedatangannya ke gedung tersebut adalah untuk mengurus dokumen yang dibutuhkan untuk menggelar pernikahan dirinya dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Namun Khashoggi tidak pernah keluar dari gedung konsulat dan tunangannya pun melaporkan hal itu, memunculkan dugaan bahwa jurnalis surat kabar The Washington Post itu telah dibunuh.

Pada 5 Oktober 2018, sebuah wawancara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman yang dilakukan Bloomberg dirilis, di mana pangeran mengatakan bahwa Khashoggi tidak ada di konsulat dan pemerintah Saudi tidak menyembunyikan apa pun.

Baca juga: Raibnya Jamal Khashoggi, Seorang Jenderal Jadi Kambing Hitam

Namun sehari kemudian, sebuah sumber yang dekat dengan pemerintah Turki mengatakan bahwa polisi meyakini jika Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat oleh tim khusus yang dikirim ke Istanbul dan pergi pada hari yang sama.

Pemerintah Saudi membantah laporan itu dan menyebutnya sebagai klaim yang tidak berdasar.

Diduga Dimutilasi

Pada 7 Oktober 2018, laporan The Washington Post mengutip pernyataan pejabat AS yang mengatakan bahwa tubuh Khashoggi telah dimutilasi dan dipindahkan dalam kotak serta diterbangkan ke luar negeri.

Dalam perkembangannya, sebagai versi lain dari cara penghilangan jasad Khashoggi bermunculan. Mulai dari penggunaan zat asam untuk melarutkan tubuhnya hingga dibakar di tungku perapian.

Namun tidak ada satupun dari dugaan-dugaan itu yang bisa dipastikan sepenuhnya.

Baca juga: Saudi Akui Jamal Khashoggi Tewas di Gedung Konsulat akibat Bertikai

Sementara harian New York Times menulis bahwa tersangka pembunuhan Khashoggi telah diidentifikasi oleh otoritas Turki sebagai orang-orang yang dekat dengan Putra Mahkota Saudi.

Tiga di antaranya memiliki kaitan dengan tim keamanan dari Pangeran Mohammed bin Salman.

Arab Saudi Akui Adanya Pembunuhan

Pada 20 Oktober 2018, sekitar dua pekan setelah kabar hilangnya Khashoggi, pemerintah Arab Saudi akhirnya mengakui jika telah terjadi pembunuhan terhadap sang jurnalis di dalam gedung konsulatnya di Istanbul.

Sehari berselang, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan bahwa kasus pembunuhan tersebut merupakan "kesalahan luar biasa" dan mereka yang bertanggung jawab bertindak "di luar ruang lingkup otoritas mereka".

Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 23 Oktober mengatakan, pembunuhan Khashoggi dilakukan oleh tim dari Riyadh yang beranggotakan 15 orang.

Pada 24 Oktober 2018, putra mahkota mengatakan skandal pembunuhan Khashoggi "sangat menyakitkan bagi seluruh rakyat Saudi dan menyebutnya sebagai insiden yang menjijikkan".

Baca juga: 6 Misteri dalam Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Pada 2 November, Erdogan mengatakan perintah pembunuhan itu datang dari "tingkat tertinggi" pemerintah Saudi.

Pada 15 November, Amerika Serikat mengumumkan sanksi terhadap 17 warga Arab Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut. Langkah AS kemudian dikuti Jerman, Perancis, dan Kanada.

Dugaan Keterlibatan Putra Mahkota

Pada 16 November 2018, The Washington Post mengutip sejumlah sumber anonim yang menyatakan bahwa Badan Intelijen Pusat AS (CIA) telah menyimpulkan bahwa putra mahkota Arab Saudi terlibat dalam rencana pembunuhan Khashoggi.

Namun dugaan itu dibantah Presiden Trump yang mengatakan bahwa CIA tidak memberikan kesimpulan yang pasti.

Pada 4 Desember 2018, anggota senat dari Partai Republik mengaku telah menerima penjelasan dari CIA bahwa mereka percaya akan keterlibatan putra mahkota dalam pembunuhan Khashoggi.

Baca juga: AS Beri Sanksi 17 Warga Saudi yang Terlibat Kasus Pembunuhan Khashoggi

Pada 13 November, Senat mengadopsi resolusi yang menyatakan bahwa putra mahkota bertanggung jawab dalam kasus pembunuhan Khashoggi.

Meski banyak tudingan yang mengarah pada putra mahkota, pemerintah Arab Saudi tegas membantah keterlibatan Pangeran Mohammed bin Salman.

Persidangan Dimulai

Pada 3 Januari 2019, otoritas Arab Saudi mulai menggelar sidang terhadap 11 terdakwa dalam kasus pembunuhan Khashoggi, dengan jaksa agung meminta lima di antara dijatuhi hukuman mati.

Namun identitas para terdakwa itu tidak pernah secara resmi diungkapkan ke publik.

Pada 8 Februari 2019, menteri luar negeri Arab Saudi kembali menegaskan bahwa Pangeran Mohammed tidak terlibat dan mengatakan menyalahkannya akan dianggap melewati "batas".

Bukti Terpercaya

Pada 19 Juni 2019, pelapor khusus independen PBB Agnes Callamard mengklaim bahwa pihaknya memiliki "bukti yang dapat dipercaya" yang menghubungkan putra mahkota dengan pembunuhan Khashoggi.

Dia juga menyerukan agar dilakukan penyelidikan kejahatan internasional terhadap kasus Khashoggi.

Penyelidikan Callamard juga menyatakan bahwa persidangan tertutup terhadap 11 tersangka oleh pihak Arab Saudi tidak memenuhi standar global dan harus dihentikan.

Baca juga: Putra Mahkota Saudi Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi, tapi...

Perkembangan terkini kasus ini datang dari hasil wawancara terhadap Pangeran Mohammed yang ditayangkan pada 29 September lalu.

Dalam wawancara tersebut, Pangeran Mohammed kembali menyangkal telah mendapat peringatan lebih lanjut tentang pembunuhan Khashoggi tetapi mengatakan bahwa dia "mengambil tanggung jawab penuh sebagai pemimpin di Arab Saudi" karena pembunuhan yang terjadi di bawah pengawasannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com