Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Runtuh Timpa Kapal di Taiwan, 3 Nelayan Indonesia Jadi Korban Luka

Kompas.com - 01/10/2019, 20:48 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

YILAN, KOMPAS.com - Tiga nelayan asal Indonesia dilaporkan turut menjadi korban dalam insiden runtuhnya sebuah jembatan di Taiwan.

Jembatan Nanfangao di kota pelabuhan Su'ao itu runtuh sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Reruntuhan jembatan menimpa sejumlah kapal nelayan yang sedang berlabuh.

Sebanyak 12 orang dilaporkan menjadi korban luka, dengan enam di antaranya mengalami luka parah, menurut kantor berita Taiwan, Central News Agency.

Menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan para korban luka tersebut enam adalah pekerja perikanan Filipina, tiga nelayan asal Indonesia, seorang pengemudi truk tanker minyak asal Taiwan, dan dua penjaga pantai.

Baca juga: Jembatan Runtuh dan Timpa Kapal Nelayan, Sejumlah Orang Masih Hilang

Badan pemadam kebakaran menambahkan, mereka percaya enam warga asing belum ditemukan dan diduga masih terperangkap di bawah reruntuhan.

Sebuah perahu yang rusak parah telah ditarik keluar dari bawah reruntuhan jembatan, sedangkan dua kapal lain masih terjebak karena air pasang naik.

Situasi tersebut membuat peluang selamat para korban yang terjebak semakin tipis.

"Sudah beberapa lama sejak insiden terjadi dan bahkan jika para pekerja yang terjebak selamat dari dampak reruntuhan, mereka mungkin akan kehabisan udara," ujar pejabat yang menolak disebut namanya kepada AFP.

Baca juga: Jembatan, Rumah hingga Pasar Rusak akibat Gempa Magnitudo 6,8 di Ambon

Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Yilan, Hsu Song-yi mengatakan, petugas penyelamat mengalami kesulitan mengakses dua kapal yang tertimpa jembatan karena berada di bawah permukaan air dan visibilitas rendah.

"Ini adalah operasi penyelamatan yang rumit. Kami berkonsultasi dengan ahli struktural dan bangunan, serta ahli pembangunan kapal, dan oleh karena itu kami butuh waktu lebih lama. Kami melakukan yang terbaik," ujar Hsu.

Sementara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berharap seluruh korban dapat segera diselamatkan demi meminimalkan jumlah korban.

Sebelumnya pada Senin (30/9/2019) malam, angin topan Mitag yang membawa angin berkekuatan 162 kilometer per jam, melanda kawasan timur laut Taiwan, melukai 12 orang dan memutus aliran listrik ke lebih dari 66.000 rumah dan memaksa 150 penerbangan dibatalkan.

Baca juga: Amsterdam Ciptakan Kapal yang Berfungsi sebagai Jembatan Penyeberangan

Tidak diketahui apakah runtuhnya jembatan berkaitan dengan angin topan yang menerjang malam sebelumnya, karena cuaca cerah saat insiden terjadi.

Jembatan yang dibangun pada 1999 itu memiliki panjang 140 meter dan lebar 15 meter, serta struktur melengkung yang membuatnya bisa dilalui kapal di bagian bawahnya.

Menurut Menteri Transportasi Lin Chia-lung, jembatan tersebut masih dalam batas waktu usia 50 tahun yang diharapkan. Dia menambahkan jika jaksa penuntut telah meluncurkan penyelidikan tentang penyebab insiden itu.

"Kondisi cuaca terkini, gempa bumi, dan penilaian jembatan sebelumnya akan dipertimbangkan. Kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan," katanya kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com