Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2019, 07:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Pada Selasa ini (1/10/2019), China bakal merayakan 70 tahun berkuasanya Partai Komunis dengan parade militer dari tank hingga rudal.

Jelang perayaan HUT ke-70 itu, otoritas sudah meningkatkan pengamanan dengan menutup jalan, melarang layangan terbang, hingga menutup bar.

Parade militer masif itu bakal dipimpin Xi Jinping, Presiden China paling berpengaruh saat ini setelah pendiri Mao Zedong sejak 1 Oktober 1949.

Baca juga: China Disebut Diam-diam Melipatgandakan Jumlah Pasukannya di Hong Kong

Senjata baru seperti drone hipersonik hingga rudal balistik antar-benua yang bisa menjangkau AS bakal dipamerkan dalam HUT ke-70 itu.

"Persatuan adalah besi dan baja. Persatuan adalah sumber kekuatan," tegas Xi Jinping dalam pidatonya dikutip AFP via The Guardian Senin (30/9/2019).

Namun di balik rencana untuk merayakan berkuasanya Partai Komunis itu, Xi menghadapi tantangan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi maupun politik.

"Partai berharap, peringatan itu bisa menambah legitimasi serta dukungan di tengah tantangan internal dan eksternal," papar Adam Ni, peneliti China dari Universitas Macquarie di Sydney.

Tantangan dari eksternal antara lain perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), serta demam babi Afrika yang membuat harga babi melonjak.

Dari dalam adalah aksi unjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong berlangsung sejak Juni, kadang disertai dengan bentrokan demonstran dan polisi.

Dalam pidatonya, Presiden Xi Jinping berjanji bakal menerapkan "satu negara, dua sistem" yang dinikmati Hong Kong sejak 1997.

Perayaan itu bakal melibatkan 15.000 tentara yang melintasi Lapangan Tiananmen, 580 peralatan militer, dan 160 pesawat tempur.

"Beijing ingin memperlihatkan kekuatan militer, persatuan politik, dan tekad untuk melindungi kepentingannya," tegas Ni.

Ketika Mao Zedong berkuasa, puluhan juta meninggal saat Lompatan Besar terjadi, dan China terbenam dalam konflik ketika Revolusi Budaya muncul.

Setelah Mao wafat pada 1976, Partai Komunis mulai menerapkan kebijakan terbuka dan reformasi di bawah komando Deng Xiaoping.

Diprediksi, Xi bakal menekankan "impian China", yakni "peremajaan" bangsa yang ingin dia bawa menuju kejayaan kuno pada Selasa ini.

Menurut penasihat Asia di CSIS Bonnie Glaser, partai ingin menekankan bahwa di bawah mereka, China bisa menjadi negara yang kuat dan makmur.

Para pimpinan Negeri "Panda" sudah menegaskan bahwa hanya Partai Komunis dengan mereka sebagai pucuk komando yang bisa memimpin China.

Baca juga: Diancam Trump, Ini yang Dilakukan China

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com