HONG KONG, KOMPAS.com - Ribuan orang kembali melakukan aksi turun ke jalan pada Minggu (29/9/2019), untuk mendukung demonstrasi Hong Kong.
Namun aksi tersebut tidak digelar di kota semi-otonom itu melainkan di Sydney, Australia dan di Taipei, Taiwan.
Aksi tersebut sebagai bagian dari demonstrasi "anti-totalitarianisme" yang direncanakan dilangsungkan secara global.
Aksi yang digelar pada Minggu (29/9/2019) itu, menjadi salah satu aksi solidaritas terbesar di Australia sejak dimulainya gerakan pro-demokrasi Hong Kong pada Juni lalu.
Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Pemimpin Hong Kong Berdialog dengan Demonstran
Dalam aksi protes yang digelar di Sydney, tampak pengunjuk rasa yang memegang plakat bertuliskan "Save Hong Kong" (Selamatkan Hong Kong) dan "Fight for Human Rights" (Berjuang demi Hak Asasi Manusia).
Pengunjuk rasa juga tampak membawa payung berwarna kuning dan membagi-bagikan kertas yang dibentuk menjadi bangau. Aksi tersebut juga dilangsungkan di kota-kota besar lainnya di seluruh negeri.
Sementara petugas mengatur agar massa pendukung pro-China menjauh dari aksi guna menghindari terulangnya bentrokan yang sempat terjadi bulan lalu saat aksi demonstrasi kedua kubu dilangsungkan pada hari yang sama.
Bill Lam (25), yang sempat mengikuti aksi demonstrasi di Hong Kong sebelum pindah ke Sydney untuk belajar dua bulan lalu, mengatakan bahwa para pengunjuk rasa telah menjadi sangat putus asa dan ingin pihak berwenang menghormati hak asasi mereka.
Baca juga: Bakar Bendera China saat Demo Hong Kong, Gadis Berusia 13 Tahun Ditahan
"Saya datang ke sini, tetapi saya ingin tetap mendukung mereka dari Australia," ujarnya kepada AFP.
"Saya merasa sangat sedih setiap malam saat menonton video langsung (dari Hong Kong) di Facebook dan media sosial lainnya," tambahnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan