Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Dimakzulkan, Trump: Negara Kita sedang Dipertaruhkan

Kompas.com - 29/09/2019, 12:31 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sedang menjadi sasaran penyelidikan untuk pemakzulan, mengatakan bahwa negara sedang dipertaruhkan tidak seperti sebelumnya.

Berbicara kepada para pendukungnya, dalam video yang diunggah di akun Twitter miliknya, Sabtu (28/9/2019), Trump menggarisbawahi tekanan pada Gedung Putih saat anggota parlemen dari Partai Demokrat menuntut digelarnya penyelidikan terhadap dirinya.

Presiden berusia 74 tahun itu telah dituduh menyalahgunakan kekuasaannya untuk menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar menggelar penyelidikan terhadap mantan wapres AS, Joe Biden, yang berpeluang menjadi lawannya di pemilu presiden 2020.

"Hak-hak warga Amerika sedang terancam oleh Demokrat. Mereka ingin mengambil senjata Anda, mereka ingin mengambil perawatan kesehatan Anda, mereka ingin mengambil suara Anda, mereka ingin mengambil kebebasan Anda."

Baca juga: Jalan Terjal Partai Demokrat dalam Melengserkan Presiden Trump

"Kita tidak akan pernah membiarkan ini terjadi. Karena negara kita sedang dipertaruhkan tidak seperti sebelumnya."

"Semuanya sangat sederhana. Mereka berusaha menghentikan saya karena saya berjuang demi Anda, dan saya tidak akan pernah membiarkan itu terjadi," ujar Trump dalam video 38 detik itu.

Trump juga menyebut anggota parlemen dari Demokrat, Adam Schiff, yang memimpin penyelidikan untuk pemakzulan dirinya, telah menyebar fitnah tentang dirinya dan mendesaknya untuk mengundurkan diri dari Kongres.

Sementara itu, setelah resmi mengumumkan dimulainya penyelidikan formal terhadap Trump, komite Kongres memerintahkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk menyerahkan dokumen terkait Ukraina.

Pihak Kongres juga akan memulai proses wawancara terhadap lima pejabat Departemen Luar Negeri AS mulai pekan depan.

Baca juga: Skandal Trump Desak Presiden Ukraina, Utusan AS untuk Ukraina Mundur

Di antara pejabat yang akan diwawancara adalah mantan duta besar AS untuk Ukraian Marie Yovanovitch, yang disebut dipaksa mundur oleh Trump awal tahun ini karena menolak rencana menekan Kiev untuk menyelidiki Biden.

Diberitakan sebelumnya, utusan khusus AS untuk Ukraina, Kurt Volker, memutuskan untuk mundur dari jabatannya setelah diminta Kongres untuk bersaksi dalam penyelidikan pemakzulan Trump.

Nama Volker sempat disebut dalam laporan pengaduan yang disampaikan whistleblower. Dia disebut melakukan pertemuan dengan pejabat senior Ukraina guna membahas permintaan Trump.

Baca juga: Ketua DPR AS: Trump Tak Memberi Kami Pilihan

Sementara itu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi kembali angkat bicara tentang penyelidikan pemakzulan Trump, di mana dia mengatakan Kongres tidak punya pilihan lain.

Dalam wawancara dengan MSNBC, Pelosi mengatakan bahwa setiap anggota DPR AS dari Partai Demokrat mempunyai pandangan berbeda.

"Namun ketika berhubungan dengan masalah keamanan nasional yang mendesak, itu... Dia tidak memberi kami pilihan," jelas Pelosi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com